PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI PEMBEKUAN IKAN PADA PT. SULINDO PROBOLINGGO
Abstract
Agroindustri perikanan laut merupakan serangkaian kegiatan yang
mengolah hasil-hasil ikan laut dari hasil tangkapan para nelayan di pedesaan
vii
pantai. Sekarang banyak sekali bermunculan agroindustri-agroindustri perikanan
laut baik yang berskala tradisional maupun modern, salah satunya adalah
agroindustri pembekuan ikan PT. Sulindo. PT. Sulindo merupakan agroindustri
pembekuan ikan yang terletak di Kecamatan Mayangan Kotamadya Probolinggo,
dengan produknya yang berupa berbagai jenis ikan beku untuk tujuan utamanya
pasar ekspor. Keberadaan agroindustri ini didukung oleh potensi sumber daya
perikanan laut yang besar, karena Kecamatan Mayangan merupakan sentra usaha
penangkapan terbesar di Kotamadya Probolinggo.
Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui : (1)
mekanisme produksi dan ekspor agroindustri pembekuan ikan PT. Sulindo, (2)
efisiensi biaya pada agroindustri pembekuan ikan di PT. Sulindo, (3) kondisi
impas (BEP) pada agroindustri pembekuan ikan di PT. Sulindo, (4) prospek
agroindustri pembekuan ikan di PT. Sulindo. Daerah penelitian ditentukan dengan
sengaja (purposive method). Lokasi penelitian yang dimaksud adalah agroindustri
pembekuan ikan PT. Sulindo Probolinggo. Metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif dan analitis. Data yang diperlukan adalah data primer berupa
data biaya produksi, pendapatan serta volume produksi yang diperoleh dari PT.
Sulindo selama proses mulai tahun 2001 hingga akhir tahun 2004 dan data
sekunder berupa data volume produksi perikanan laut, jumlah dan jenis
pengolahan ikan di Kota Probolinggo yang diperoleh dari beberapa dinas terkait.
Analisis data yang digunakan meliputi analisis deskriptif, analisis efisiensi
ekonomis R/C ratio, analisis Break Even Point dan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) pemasok bahan baku pada
agroindustri pembekuan ikan PT. Sulindo yaitu nelayan tradisional, nelayan besar,
perusahaan penangkap ikan serta pabrik lain yang sejenis. Pasokan bahan baku
dari nelayan tradisional selain dilakukan penjualan langsung dari nelayan, juga
menggunakan jasa pedagang ikan dan TPI. PT. Sulindo mengolah ikan menjadi
beberapa jenis produk olahan yang disesuaikan dengan permintaan pasar. Produk
olahan tersebut diantaranya whole round, block, fillet, dan whole gutted. Produk
PT. Sulindo dipasarkan dalam beberapa merk yaitu 2 Dolphin untuk Negara China
dan Jepang, Star fish untuk negara Australia, King Brand untuk negara Belanda,
Ocean Bright untuk negara Amerika, dan Perahu Dolphin untuk dipasarkan di
dalam negeri. Sistem penjualan yang dilakukan PT. Sulindo adalah mengekspor
ikan beku ke negara importir, dengan system pembayaran yang digunakan adalah
system pembayaran tunai dan Letter of Credit (L/C), (2) penggunaan biaya
agroindustri pembekuan ikan PT. Sulindo efisien. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
rata-rata R/C ratio tiap tahunnya lebih dari 1 yaitu tahun 2001 sebesar 1,27, tahun
2002 sebesar 1,39 dan tahun 2003 sebesar 1,37, (3) Agroindustri pembekuan ikan
PT. Sulindo telah melebihi kondisi impas. Nilai BEP dalam rupiah agroindustri
pembekuan ikan PT. Sulindo sebesar Rp 23.023.059.805 yang dicapai pada tahun
kedua tepatnya bulan September, (4) Prospek pengembangan agroindustri
pembekuan ikan PT. Sulindo adalah baik. Dengan nilai IFAS 2,98 dan EFAS 2,72
sehingga posisi agroindustri pembekuan ikan PT. Sulindo berada di daerah white
area dan pada tahap pertumbuhan/stabilitas. Oleh karena itu dengan hasil
penelitian yang telah diperoleh dari agroindustri pembekuan ikan PT. Sulindo,
maka sebaiknya PT. Sulindo melakukan stock produksi ikan beku untuk
viii
mengantisipasi kondisi harga bahan baku yang tidak menentu dan membentuk
divisi penangkapan ikan untuk menunjang pengembangan agroindustri tersebut di
masa yang akan datang.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]