dc.description.abstract | Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat penting di
Indonesia, karena bermanfaat sebagai sumber utama protein, minyak dan
mikronutrien bagi manusia dan hewan telah menjadi komoditas pertanian yang
sangat penting. Kedelai juga mengandung asam fitat. Asam fitat (myo-inositol1,2,3,4,5,6
hexakis dihydrogen phosphate) diproduksi selama pematangan biji
tanaman. Asam fitat merupakan senyawa anti-nutrisi karena mineral dan bahan
organik yang terikat pada asam fitat tidak dapat diserap oleh usus manusia dan
ternak non ruminansia. Akan tetapi, mengkonsumsi asam fitat juga menimbulkan
dampak positif bagi kesehatan manusia. Asam fitat dapat mencegah batu ginjal,
melindungi dari penyakit kencing manis, atherosclerosis dan penyakit jantung
koroner serta baik dalam melawan berbagai macam kanker.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh kedelai genotipe baru
yang mempunyai kandungan asam fitat tertentu (rendah dan tinggi) dalam bijinya
yang sesuai dengan penggunaannya. Penelitian ini dilakukan di greenhouse
Fakultas Pertanian Universitas Jember mulai bulan April - Agustus 2010. Analisis
kandungan asam fitat, protein, dan karbohidrat dilakukan di Laboratorium
Pemuliaan Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas
Jember
Sebanyak 60 benih kedelai (varietas Panderman) diperlakukan dengan
mutagen kimia Ethyl Methane Sulphonate (EMS). Perlakuan EMS diberikan
terhadap biji yang telah direndam terlebih dahulu dalam aquadest selama 1 jam,
kemudian benih tersebut direndam dan diaerasikan dalam 20 mM larutan EMS
selama 10 jam lalu dilanjutkan dengan perendaman dalam aquadest selama 1 jam.
Pengaruh perlakuan EMS diidentifikasi setelah penanaman, didapatkan hasil 15
kedelai mutan dan 4 kedelai kontrol/normal yang diambil secara acak untuk
diamati kandungan asam fitat, protein, dan karbohidrat biji. Hasil dari pengamatan
ini menunjukkan keragaman kandungan. Mutan No.59 memiliki kandungan asam
fitat tertinggi (7,64 mg/g) dan Mutan No.57 memiliki kandungan asam fitat
terendah (2,47 mg/g). Perlakuan EMS menyebabkan penurunan jumlah polong
total, polong isi, berat biji per tanaman, kandungan asam fitat dan karbohidrat.
Namun, perlakuan EMS dapat meningkatkan berat 100 biji dan kandungan protein
walaupun hasilnya tidak signifikan. Secara umum, perlakuan EMS berpengaruh
terhadap kandungan asam fitat biji dan pertumbuhan tanaman. | en_US |