PENGARUH STADIA LARVA LALAT PENGOROK DAUN Li ri omyz a hui dobr ens i s ( Bl anchard) TERHADAP PARASITASI DAN KEBUGARAN( FITNESS) PARASITOID Hemiptarsenus varicornis (Girault)
Abstract
Penggunaan pengendalian hayati untuk mengatasi problema ledakan
hama lalat pengorok daun L. huidorensis adalah bagian penting dalam penerapan
Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Peningkatan pemahaman ekologi dan
perilaku H. varicornis sebagai kandidat potensial agen pengendali L.
huidobrensis sangat diperlukan. Dalam penelitian ini pengaruh stadia larva lalat
pengorok daun (L. huidobrensis) terhadap parasitisme ektoparasit idiobiont dan
kebugaran (fitness) parasitoid H. varicornis dapat diketahui. Pengetahuan tentang
perilaku dan faktor yang mendukung keberhasilan parasitasi H. varicornis dapat
memberikan informasi lebih lanjut tentang parasitoid H. varicornis sebagai salah
satu alternatif pengendalian hayati terhadap lalat pengorok daun (L. huidobrensis)
serta meminimalkan pengendalian menggunakan insektisida kimiawi dalam upaya
mendukung program Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
Penelitian disusun melalui dua tahap yaitu rearing dan percobaan. Tahap
rearing bertujuan untuk mengembangkan parasitoid dan lalat pengorok daun di
laboratorium. Tahap percobaan dibagi menjadi dua yaitu pengamatan stadia larva
L. huidobrensis terhadap parasitasi serta pengamatan hubungan stadia larva L.
huidobrensis terhadap kebugaran (fitness) parasitoid H. varicornis. Sampel
serangga (L. huidobrensis dan parasitoid H. varicornis) untuk mengawali
penelitian diambil dari Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura Kabupaten
Probolinggo daerah Bromo. Sedangkan tempat percobaan dilakukan di
Laboratorium Pengendalian Hayati Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan
Fakultas Pertanian Universitas Jember. Data fitness dianalisa menggunakan
Analisa Regresi dan diuji menggunakan uji Tukey dengan taraf kepercayaan 95%.
v
Hasil penelitian menunjukkan bahwa parasitoid experienced dapat lebih
menyeleksi inangnya dan lebih tertarik untuk oviposisi pada larva L. huidobrensis
instar dua dan tiga dibandingkan dengan parasitoid naïve serta parasitoid H.
varicornis membutuhkan sting time lebih tinggi seiring dengan stadia dan ukuran
larva L. huidobrensis. Data menunjukkan parasitoid naïve cenderung menolak
larva instar pertama dengan sting time 7.61 detik. Pada instar dua larva LMF,
parasitoid melakukan sebanyak 40% host feeding dengan sting time 35.08 detik
dan 60% host reject dengan sting time 13.19 detik. Pada larva instar tiga
parasitoid naïve melakukan host reject sebanyak 50% dengan sting time 41.28
detik dan host feeding 50% dengan sting time 123.53 detik. Pada parasitoid
experienced perilaku host reject pada larva instar satu sebanyak 60% dengan sting
time 5.56 detik. Perilaku host feeding pada larva instar satu adalah sebanyak 40%
dengan sting time mencapai 35 detik. Pada instar dua, perilaku host reject
dilakukan sebanyak 40% dengan sting time 3.01 detik. Sedangkan perilaku host
feeding sebanyak 40% dengan sting time 81.18 detik, perilaku oviposisi dilakukan
sebanyak 20% dengan sting time rata-rata 10.63 detik. Pada larva instar tiga L.
huidobrensis, parasitoid experienced melakukan 20% host reject dengan sting
time 1.17 detik, 10% host feeding dengan rata-rata sting time 3.78 detik dan 70%
oviposisi dengan sting time 35.42 detik.
Pada pengamatan kebugaran (fitness) didapatkan hasil bahwa ukuran
larva L. huidobrensis mempengaruhi kebugaran (fitness) parasitoid H. varicornis.
Data menunjukkan ukuran inang berkorelasi positif terhadap panjang pupa dan
imago parasitoid, panjang tungkai belakang dan tibia tungkai belakang parasitoid,
serta berkorelasi negatif terhadap sex ratio parasitoid.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]