PERUBAHAN MORFOLOGI Staphylococcus aureus AKIBAT PAPARAN EKSTRAK ETANOL BIJI KAKAO (Theobroma cacao) SECARA IN VITRO
Abstract
Penyakit infeksi masih menjadi masalah yang mendominasi dalam bidang
kesehatan. Salah satu infeksi yang cukup sering dan hampir menyerang semua
manusia adalah infeksi oleh Staphylococcus aureus. Menurut Tally (dalam Kasim,
2005), S. aureus merupakan bakteri patogen Gram positif yang mudah tumbuh
pada kebanyakan medium bakteriologis dalam keadaan aerob maupun anaerob
fakultatif. Penggunaan antibiotik sebagai terapi adalah faktor utama terjadinya
resistensi. Pola kepekaan kuman S. aureus terhadap enam jenis antibiotik di
wilayah Jakarta Timur menunjukkan bahwa kuman ini telah resisten terhadap
antibiotik dengan urutan tetrasiklin 53,3%, streptomisin 44,8%, kloramfenikol
23,6%, ampisilin 18,1%, eritromisin 6,6%, dan penisilin 4,2% (Refdanita et al.,
2002). Oleh karena itu, seiring dengan meningkatnya resistensi bakteri harus
diimbangi dengan penemuan obat baru. Pada penelitian terdahulu telah dibuktikan
bahwa ekstrak etanol biji kakao (Theobroma cacao) memiliki daya hambat
terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus secara in vitro (Tamarizki, 2011).
Walaupun efek antibakteri ekstrak etanol biji kakao telah dapat dibuktikan, namun
belum dapat ditunjukkan perubahan morfologi apa yang terjadi pada S. aureus
setelah dilakukan paparan terhadap ekstrak etanol biji kakao.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji perubahan morfologi
bakteri S. aureus setelah diberikan ekstrak etanol biji kakao pada konsentrasi
31,25 mg/ml, 15,6 mg/ml dan 7,8 mg/ml secara in vitro. Jenis penelitian yang
digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan rancangan Posttest Only
Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah S. aureus. Konsentrasi
larutan uji yang digunakan adalah ekstrak etanol biji kakao dengan konsentrasi
31,2 mg/ml; 15,6 mg/ml; dan 7,8 mg/ml sedangkan kontrol negatifnya adalah
larutan aquades steril dan kontrol positifnya adalah suspensi sefaleksin 4 µg/ml.
Metode yang digunakan untuk pengamatan perubahan morfologi bakteri S. aureus
adalah uji scanning electron microscope. Data yang diperoleh adalah gambaran
perubahan morfologi S.aureus pada scanning electron microscope. Data
kemudian dianalisis dengan metode deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perubahan morfologi yaitu
pembesaran ukuran diameter sel pada pemberian ekstrak etanol biji kakao
konsentrasi 7,8 mg/ml dan 15,6 mg/ml serta terjadinya tonjolan pada dinding sel
dan pembesaran ukuran diameter sel pada sel bakteri S. aureus yang diberi ekstrak
etanol biji kakao konsentrasi 31,25 mg/ml. Perubahan yang terjadi dilihat dengan
menggunakan scanning electron microscope dengan perbesaran 3500 kali.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]