Show simple item record

dc.contributor.authorSulistiyo Purwaningtiyas
dc.date.accessioned2013-11-29T11:24:46Z
dc.date.available2013-11-29T11:24:46Z
dc.date.issued2013-11-29
dc.identifier.nimNIM072110101004
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1809
dc.description.abstractPenyelenggaran makan di pondok pesantren merupakan bagian penting dalam menentukan status gizi santriwati. Sistem penyelenggaraan pendidikan pondok pesantren memiliki kurikulum yang mengharuskan para santrinya untuk tinggal menetap didalam pondok selama kegiatan belajar. Hal ini berarti para santri tinggal dan melewati waktu makan didalam pondok pesantren, kondisi seperti ini menuntut komitmen pondok pesantren untuk menyediakan pelayanan makan untuk santri sebaik mungkin agar kebutuhan zat gizi para santri tetap tercukupi sehingga proses belajar mengajar tetap bisa berjalan dengan baik. Dari hasil RISKESDAS 2010 diperoleh data bahwa prevalensi gizi kurang pada remaja dengan IMT < 5 percentil sebesar 17,4% serta prevalensi anemi sebesar 25,5%. Sedangkan dilihat dari kecukupan energinya, 54,5% remaja di Indonesia memiliki Tingkat Konsumsi Energi 70 % dari AKE yang dianjurkan. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa status gizi buruk pada remaja masih tinggi serta rata-rata tingkat konsumsi energi pada usia remaja masih di bawah standar AKG yang dianjurkan . Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan penyelenggaraan makan yang ada di pondok pesntren Al-Qodiri Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai Maret 2013 di pondok pesantren Al-Qodiri Kabupaten Jember. Informan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada dapur yang berjumlah 5 unit penyelenggaran makan yang ada di pondok pesantren Al-Qodiri Kabupaten Jember yang berjumlah sebanyak 80 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penyelenggaraan makan yang ada di dalam pondok pesantren Al-Qodiri menunjukkan bahwa dalam perencanaan anggaran 3 unit penyelenggaraan makan memenuhinya, semua unit tidak mempunyai siklus menu, dan semua unit dapur tidak memenuhi persyaratan penerimaan bahan makanan. Tempat penyimpanan bahan makanan sudah terpisah antara bahan makanan kering dan basah, satu unit penyelenggaraan makan yang mempunyai tempat penyimpanan bahan makanan basah. Semua unit penyelenggaraan makan belum memenuhi syarat penerimaan bahan makanan, dalam pengolahan bahan makanan semua unit penyelenggaraan makan tidak menggunakan syarat-syarat tekhnik pengolahan makanan yang baik. Pendistribusian makanan menggunakan sistem sentralisai. Sebagian besar informan pada semua unit belum memenuhi syarat higiene dan sanitasi makanan. Saran yang dapat diberikan pada penyelenggaraan makan yang ada di pondok pesantren Al-Qodiri sebaiknya membuat siklus menu karena salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan makanan institusi adalah tersedianya menu yang baik secara kualitas maupun kuantitas, untuk itu menu perlu direncanakan secara baik dan teratur.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072110101004;
dc.subjectPENYELENGGARAAN MAKAN DI PONDOK PESANTREN AL-QODIRIen_US
dc.titleGAMBARAN PENYELENGGARAAN MAKAN DI PONDOK PESANTREN AL-QODIRI KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record