GAMBARAN PENYELENGGARAAN MAKAN DI PONDOK PESANTREN AL-QODIRI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Penyelenggaran makan di pondok pesantren merupakan bagian penting dalam
menentukan status gizi santriwati. Sistem penyelenggaraan pendidikan pondok
pesantren memiliki kurikulum yang mengharuskan para santrinya untuk tinggal
menetap didalam pondok selama kegiatan belajar. Hal ini berarti para santri tinggal
dan melewati waktu makan didalam pondok pesantren, kondisi seperti ini menuntut
komitmen pondok pesantren untuk menyediakan pelayanan makan untuk santri
sebaik mungkin agar kebutuhan zat gizi para santri tetap tercukupi sehingga proses
belajar mengajar tetap bisa berjalan dengan baik. Dari hasil RISKESDAS 2010
diperoleh data bahwa prevalensi gizi kurang pada remaja dengan IMT < 5 percentil
sebesar 17,4% serta prevalensi anemi sebesar 25,5%. Sedangkan dilihat dari
kecukupan energinya, 54,5% remaja di Indonesia memiliki Tingkat Konsumsi Energi
70 % dari AKE yang dianjurkan. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa status gizi
buruk pada remaja masih tinggi serta rata-rata tingkat konsumsi energi pada usia
remaja masih di bawah standar AKG yang dianjurkan .
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan penyelenggaraan makan
yang ada di pondok pesntren Al-Qodiri Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian deskriptif observasional dengan menggunakan pendekatan cross
sectional yang dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai Maret 2013 di
pondok pesantren Al-Qodiri Kabupaten Jember. Informan dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan yang bekerja pada dapur yang berjumlah 5 unit penyelenggaran makan yang ada di pondok pesantren Al-Qodiri Kabupaten Jember yang berjumlah
sebanyak 80 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penyelenggaraan makan yang ada
di dalam pondok pesantren Al-Qodiri menunjukkan bahwa dalam perencanaan
anggaran 3 unit penyelenggaraan makan memenuhinya, semua unit tidak mempunyai
siklus menu, dan semua unit dapur tidak memenuhi persyaratan penerimaan bahan
makanan. Tempat penyimpanan bahan makanan sudah terpisah antara bahan
makanan kering dan basah, satu unit penyelenggaraan makan yang mempunyai
tempat penyimpanan bahan makanan basah. Semua unit penyelenggaraan makan
belum memenuhi syarat penerimaan bahan makanan, dalam pengolahan bahan
makanan semua unit penyelenggaraan makan tidak menggunakan syarat-syarat
tekhnik pengolahan makanan yang baik. Pendistribusian makanan menggunakan
sistem sentralisai. Sebagian besar informan pada semua unit belum memenuhi syarat
higiene dan sanitasi makanan.
Saran yang dapat diberikan pada penyelenggaraan makan yang ada di pondok
pesantren Al-Qodiri sebaiknya membuat siklus menu karena salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan makanan institusi adalah tersedianya
menu yang baik secara kualitas maupun kuantitas, untuk itu menu perlu direncanakan
secara baik dan teratur.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]