Show simple item record

dc.contributor.authorAri Ilham Wahyudi
dc.date.accessioned2013-11-29T11:07:13Z
dc.date.available2013-11-29T11:07:13Z
dc.date.issued2013-11-29
dc.identifier.nimNIM072110101066
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1802
dc.description.abstractKanker kolon merupakan salah satu penyakit keganasan yang insiden maupun prevalensi meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan penelitian Wiliams dan Hopper selama tahun 2002, di Eropa dan Amerika Serikat pasien kanker kolon jauh lebih banyak dibandingkan di Asia. Insiden kanker kolon di Indonesia juga cukup tinggi dan prevalensinya semakin meningkat setiap tahunnya, demikian juga angka kematian yang terjadi akibat kanker ini. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais dinyatakan bahwa kanker kolon merupakan salah satu dari sepuluh besar kejadian kanker yang sering diderita oleh pasien. Prevalensi kanker kolon di Kabupaten Jember juga mengalami peningkatan selama tahun 2008 sampai 2009. Sebuah laporan yang ditulis oleh American Institute of Cancer Research (16 Februari 2009) memperkirakan bahwa sekitar 45% dari kasus kanker kolon dan 38% dari kasus kanker payudara di US dapat dicegah melalui diet, aktivitas fisik dan menjaga berat badan. Salah satu alternatif pencegahan yang dapat dilakukan secara mudah, efektif, efisien dan terjangkau yaitu melalui diet nutrisi. Salah satu diet nutrisi yang menjadi perhatian selama beberapa tahun terakhir karena memiliki potensi dalam mencegah dan mengobati penyakit kronis yaitu konsumsi kedelai dan produk olahannya. Kedelai mengandung isoflavon yang dipercaya mampu mencegah terjadi-nya kanker. Penelitian ini merupakan penelitian True Experimental dengan desain Post Test Control Group yang dilakukan secara Completely Randomized Design. ix Penelitian ini dilakukan di laboratorium secara in vivo menggunakan tikus putih (Rattus Norvegicus strain Wistar) sebagai model. Dalam desain ini terdapat 5 kelompok yang masing-masing dipilih secara random dari populasi. Jumlah tikus yang digunakan sebagai sampel adalah 30 ekor yang terbagi dalam 5 kelompok perlakuan (t), dimana tiap kelompok terdiri 6 ekor (n). Metode pembuatan tikus model kanker kolon dengan pemberian DMBA sebanyak 35 mg/kg BB yang dilarutkan dalam 1 ml minyak wijen dan diberikan ke tikus per oral. Pemberian DMBA dilakukan setiap hari pada kelompok 2 (kontrol negatif), kelompok 3 (perlakuan I), kelompok 4 (perlakuan II), dan kelompok 5 (perlakuan III). Ekstrak kedelai diberikan melalui sonde dengan dosis 5 mg/kg BB untuk kelompok 3 (perlakuan I), 10 mg/kg BB untuk kelompok 4 (perlakuan II), dan 20 mg/kg BB untuk kelompok 5 (perlakuan III). Pemberian DMBA dan ekstrak kedelai dilakukan setiap hari secara bersamaan selama 42 hari. Pada akhir perlakuan tikus dipuasakan selama 1 hari kemudian dibedah dan selanjutnya dilakukan pembuatan preparat untuk pengujian TUNEL. Jumlah apoptosis sel kanker kolon tikus dihitung berdasarkan jumlah ratarata kematian sel kanker yang ditandai fragmentasi sitoplasma dan DNA berwarna coklat pada 10 lapang pandang preparat kolon tikus setelah uji TUNEL melalui mikroskop cahaya. Data hasil penelitian berupa rata-rata apoptosis dianalisis secara statistik menggunakan Analisis of Variance (ANOVA). Hasil uji F pada ANOVA menunjukkan bahwa minimal ada satu di antara kelima kelompok tikus itu yang memberikan pertambahan jumlah apoptosis atau rata-rata jumlah apoptosis yang berbeda dengan p-value 0,0001 (α = 0,01). Selain itu, plot data kelompok perlakuan (X) dan jumlah apoptosis (Y) menunjukkan bahwa ada perbedaan dan peningkatan jumlah apoptosis pada tiap kelompok perlakuan. Berdasarkan hasil analisis statistik dan plot data X-Y tersebut dapat dikatakan bahwa ada kecenderungan pengaruh pemberian ekstrak kedelai terhadap apoptosis sel kanker kolon tikus. Kemopreventif berpotensi untuk menjadi komponen utama kontrol kanker. Salah satu upaya optimal untuk preventif kanker ini adalah kombinasi antara manipulasi nutrisi dan pemberian bahan kemopreventif. Kemopreventif dalam hal ini berperan mengembalikan fungsi gen yang terganggu, yaitu mengembalikan fungsi apoptosis atau menginduksi apoptosis. Apoptosis adalah suatu proses kematian sel yang terprogram dan diatur secara genetik. Dua metode yang dikenal untuk mekanisme apoptosis, yaitu melalui jalur intrinsik dan jalur ekstrinsik. Aspek gizi kedelai telah diteliti secara intensif selama 5-10 tahun lalu, karena kedelai merupakan makanan unik sumber isoflavon, suatu group fitokimia. Pemberian ektrak kedelai pada penelitian ini berpengaruh pada jumlah apoptosis sel kanker kolon. Berdasarkan penelitian terdahulu dinyatakan bahwa salah satu zat isoflavon kedelai yaitu genistein dapat menginduksi apoptosis baik melalui jalur ekstrinsik maupun jalur instrinsik. Secara ekstrintik, genistein pada isoflavon kedelai berkaitan dengan reseptor TNF yang pada akhirnya menyebabkan apoptosois sel. Genistein dalam kedelai juga dapat menginduksi apoptosis sel kanker melalui jalur intrinsik pada gen p53 dan protein Bax. Fungsi gen p53 yaitu memperbaiki DNA yang rusak dan mengistirahatkan siklus sel di G1 sampai perbaikan selesai. Jika perbaikan gagal dan terdapat kerusakan DNA yang hebat, gen p53 akan memicu penghapusan sel dengan apoptosis. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan rata-rata jumlah apoptosis antara kelompok perlakuan dan dinyatakan terdapat kecenderungan adanya pengaruh pemberian ekstrak kedelai terhadap apoptosis sel kanker kolon tikus yang diinduksi DMBA. Saran pada penelitian ini yaitu perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui jenis-jenis kandungan gizi kedelai sebagai nutrisi pencegah kanker dan kelanjutan penelitian pada penentuan dosis ekstrak kedelai yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk pencegahan kanker kolon. Selain itu dapat dilakukan pengembangan penelitian terhadap manusia sehingga mampu mengurangi insiden maupun prevalensi kanker kolon di masyarakat.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072110101066;
dc.subjectKanker Kolon , Ekstrak Kedelai, Apoptosisen_US
dc.titlePENGARUH EKSTRAK KEDELAI (GLYCINE MAX (L.) MERILL) TERHADAP APOPTOSIS SEL KANKER KOLON PADA TIKUS PUTIHen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record