dc.description.abstract | Kopi merupakan tanaman yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat
Indonesia. Selain itu tanaman kopi merupakan penghasil devisa dan menduduki di
urutan kelima setelah kelapa sawit, karet, kelapa dan kakao (Dirjen Bina Produksi
Perkebunan, 2001). Tanaman kopi yang banyak di budidayakan di perkebunan
daerah kabupaten Jember adalah kopi robusta (Coffea robusta) atau kopi rakyat.
Tanaman kopi robusta ini dapat tumbuh baik pada ketinggian 400-700 m dari atas
permukaan laut, temperatur 21°-24° C dengan bulan kering 3-4 bulan secara
berturut-turut dan 3-4 kali hujan kiriman. Kualitas buah yang dihasilkan lebih
rendah dari produksi kopi jenis arabika dan kopi jenis liberika.
Perkebunan kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan rakyat yang
menjadi andalan pemerintah Kabupaten Jember (BPS, 2005). Salah satu wilayah
andalan pemerintah daerah Kabupaten Jember adalah di Kecamatan Silo karena
memiliki potensi besar dalam hal pengembangan kopi. Berdasarkan data
informasi dari (BPS, 2005) Kabupaten Jember, pada tahun 2005 Kecamatan Silo
mencapai angka produksi kopi tertinggi dari seluruh kecamatan yang ada di
Kabupaten Jember.
Penyebab dari adaya erosi tanah adalah kurang kepedulian masyarakat dalam
memelihara ekosistem alam karena kurangnya kesadaran dan sumber daya
manusia yang rendah. Perubahan alih guna hutan menjadi lahan kopi akan
berpengaruh terhadap tingkat erosi tanah karena disebabkan oleh kebutuhan yang
mendesak yang disebabkan oleh karena petani pada umumnya kurang
memperhatikan aspek-aspek konservasi di dalam budidaya tanaman kopi.
Dalam hubungannya dengan pengendalian erosi, beberapa hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan jumlah erosi dengan beralih fungsinya lahan
hutan menjadi lahan kopi (Gintings, 1982, Widianto et.al., 2002). Dampak
perubahan alih guna hutan menjadi lahan kopi tersebut dapat berakibat terhadap proses terjadinya erosi tanah.
Metode USLE (Universal Soil Loss Equation) merupakan metode yang umum digunakan untuk memperediksi laju erosi tanah atau tingkat erosi tanah. Selain sederhana, metode ini juga sangat baik diterapkan di daerah-daerah yang faktor utama penyebab erosinya adalah hujan dan aliran permukaan.
Pengertian SIG diartikan sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memangggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya (Romenah, 2004).
Data spasial (keruangan) mempunyai pengertian sebagai suatu data yang
mengacu pada posisi, obyek, dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data
spasial merupakan salah satu item dari informasi, dimana didalamnya terdapat
informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi, dibawah permukaan bumi,
perairan, kelautan dan bawah atmosfir (Rajabidfard dan Williamson, 2000).
Hasil yang diperoleh dari penghitungan besarnya tingkat erosi tanah atau A
pada daerah perkebunan kopi robusta (Coffea robusta) di Kecamatan Silo
Kabupaten Jember dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dapat
diketahui pendugaan secara spasial tanahnya yang berkisar antara 10,700-48,527
ton/ha/thn berdasarkan persentase lereng < 22% dan besarnya tingkat erosi tanah
A yang berkisar antara 80,491-873,720 ton/ha/thn berdasarkan persentase lereng >
22%. Sehingga dari hasil tersebut, sangat mungkin berpotensi terjadi erosi tanah
pada daerah perkebunan kopi robusta (Coffea robusta) di Kecamatan Silo
Kabupaten Jember. | en_US |