dc.description.abstract | Komoditas hortikultura, khususnya buah-buahan, mempunyai prospek baik bila
dikembangkan secara intensif dalam skala agrobisnis atau agroindustri.
Agrobisnis hortikultura merupakan komoditas yang perlu ditangani secara serius
karena komoditas ini mempunyai potensi yang sangat besar dalam peningkatan
produktivitasnya dan mempunyai peluang pasar yang sangat luas. Hortikultura
merupakan komoditi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan permintaan pasar
yang cukup besar.
Anggur atau “grape” termasuk salah satu jenis buah subtropis di dunia. Namun
kini, budidaya tanaman anggur meluas ke negara-negara beriklim panas (tropis),
seperti Indonesia. Produksi anggur Indonesia masih rendah, sehingga untuk
memenuhi permintaan konsumen (pasar) dalam negeri harus mengimpor dari luar
negeri. Tingginya impor anggur Indonesia dalam beberapa tahun terakhir
merupakan peluang yang cerah di dalam negeri bagi pengembangan budidaya
tanaman anggur secara komersial berpola agribisnis, agrowisata, atau agroindustri.
Kecamatan Wonoasih merupakan salah satu daerah di Kotamadya Probolinggo
yang mempunyai potensi cukup besar dalam produksi tanaman anggur. Pesatnya
perkembangan tanaman anggur di Probolinggo antara lain karena budidayanya
yang relatif mudah. Budidaya anggur tidak harus di lahan yang luas, tetapi cukup
ideal untuk ditanam di halaman rumah atau di pemukiman yang padat di kota
besar. Varietas anggur yang saat ini sedang berkembang di wilayah Probolinggo
adalah Alphonso lavalle, Belgie, dan Red Prince.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani
anggur, 2) untuk mengetahui tingkat efisiensi pada masing-masing saluran
pemasaran komoditas anggur, dan 3) untuk mengetahui kontribusi usahatani
anggur terhadap pandapatan petani anggur.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara disengaja (Purposive). Daerah yang
dimaksud adalah Kecamatan Wonoasih, Kotamadya Probolinggo. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Pada
penelitian ini digunakan metode penentuan area yaitu dengan menggunakan
metode “Cluster Sampling”, dimana dipilih 2 (dua) desa/cluster dari 9 (sembilan)
desa yang ada di Kecamatan Wonoasih. Kemudian metode pengambilan contoh
dilakukan pada petani yang mempunyai lahan usahatani anggur di kedua desa
vi
tersebut dengan menggunakan metode “Total Sampling”, sehingga jumlah sampel
yang dapat diambil yaitu sebesar 29 petani. Sedangkan metode pengambilan
contoh pada lembaga pemasaran atau pedagang masing-masing saluran pemasaran
adalah dengan menggunakan metode Snow Ball Rolling. Metode pengumpulan
data yang dilakukan dalam penelitian berdasarkan pada jenis data yang
diperlukan, yaitu data primer dan data sekunder.
Hasil penelitian dapat ditunjukkan pada kesimpulan yang diperoleh yaitu: 1) Ratarata
pendapatan usahatani anggur masa panen bulan Maret-April di Kecamatan
Wonoasih tahun 2005 dikatakan menguntungkan yaitu sebesar Rp. 15.702.842,24
per responden yang luas lahannya rata-rata 0,189 ha, 2) Ketiga saluran pemasaran
anggur jenis Red Prince, Alphonso lavalle, dan Belgie di Kotamadya Probolinggo
efisien karena memiliki nilai EP < 50%. Namun jika dilihat pada besarnya
persentase nilai EP maka saluran pemasaran pendek lebih efisien daripada saluran
pemasaran panjang, dan 3) Nilai rata-rata kontribusi pendapatan usahatani anggur
terhadap pendapatan total keluarga petani adalah sebesar 42,82% sehingga
termasuk dalam kategori kontribusi sedang, dimana status usahatani anggur
tersebut pada sebagian besar petani (58,62%) bukan merupakan usaha pokok. | en_US |