Show simple item record

dc.contributor.authorSigit Wahyudi
dc.date.accessioned2014-01-19T04:38:41Z
dc.date.available2014-01-19T04:38:41Z
dc.date.issued2014-01-19
dc.identifier.nimNIM011510401157
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17296
dc.description.abstractBeras merupakan makanan utama sebagian besar penduduk Indonesia. Pertumbuhan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan kebutuhan beras. Produksi beras lokal belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri akibat keberadaan organisme pengganggu tanaman, antara lain hama, penyakit dan gulma. Gulma merupakan organisme penganggu tanaman yang menimbulkan persaingan dalam mendapatkan satu atau lebih komponen pertumbuhan. Kehilangan hasil padi karena persaingan dengan gulma mencapai 10-15%, sehingga kehadiran gulma perlu dikendalikan untuk menekan terjadinya kehilangan hasil akibat keberadaan gulma. Pengendalian gulma oleh petani dilakukan secara manual. Pengendalian secara manual dianggap kurang efektif karena membutuhkan biaya lebih untuk tenaga penyiang dan semakin berkurangnya tenaga kerja penyiang , sehingga petani mulai beralih menggunakan herbisida yang dianggap lebih ekonomis dan efektif. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 26 Januari sampai dengan 4 Mei 2006 di Desa Jember Lor, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan 8 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Adapun perlakuannya sebagai berikut: P0 = Tanpa penyiangan; P1 = Dengan penyiangan satu kali; P2 = Herbisida 2,4 D-Dimetil amina dosis 1 l/ha; P3 = Herbisida 2,4 DDimetil amina dosis 1,5 l/ha; P4 = Herbisida 3-(4,6-dimetoksi-1,3,5-triazin-2-yl)- 1-[2-(2-metoksietoksi)-fenilsulfonil]-urea dosis 45 g/ha; P5 = Herbisida 3-(4,6- dimetoksi-1,3,5-triazin-2-yl)-1-[2-(2-metoksietoksi)-fenilsulfonil]-urea dosis 50 g/ha; P6 = Herbisida Metsulfuron metil dengan dosis 15 g/ha; P7 = Herbisida Metsulfuron metil dosis 20 g/ha. Data hasil pengamatan yang diperoleh dilakukan pengujian Anova dan kemudian dilanjutkan dengan Uji Duncan taraf 5%. v Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penyemprotan herbisida 2,4 D-Dimetil amina dosis 1,5 l/ha dan Metsulfuron metil dosis 20 g/ha efektif mengendalikan gulma sampai pada 4 MSA. Gejala keracunan gulma dimulai dengan menguningnya daun muda kemudian diikuti daun tua, selanjutnya terjadi kelayuan dan pembusukan kemudian mengering dengan warna batang menjadi coklat kehitaman. Perlakuan penyiangan nyata dapat menurunkan berat kering gulma sampai dengan pengamatan 4 MSA. Tanaman tidak menderita keracunan akibat penyiangan dengan herbisida. Pengamatan komponen hasil tanaman padi menunjukkan bahwa persentase biji kosong berbeda nyata antara perlakuan tanpa penyiangan dengan perlakuan penyiangan secara manual dan perlakuan aplikasi herbisida yang diberikan. Sedangkan, pengamatan hasil tanaman padi pada berat Gabah Kering Jemur (GKJ) tidak berbeda nyata antara perlakuan tanpa penyiangan dengan penyiangan secara manual dan perlakuan aplikasi herbisida.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries011510401157;
dc.subjectHerbisida 2,4 D-Dimetil Amina, Metsulfuron Metil, 3-(4,6- dimetoksi-1,3,5-triazin-2-yl)-1-[2-(2-metoksietoksi)-fenilsulfonil]-ureaen_US
dc.titleEFEKTIVITAS HERBISIDA 2,4 D-Dimetil Amina, Metsulfuron Metil, 3-(4,6-dimetoksi-1,3,5-triazin-2- yl)-1-[2-(2-metoksietoksi)-fenilsulfonil]-urea DALAM MENGENDALIKAN GULMA PADA PERTANAMAN PADI SAWAHen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record