Show simple item record

dc.contributor.authorABADI, Moh Husnu
dc.date.accessioned2014-01-18T06:21:23Z
dc.date.available2014-01-18T06:21:23Z
dc.date.issued2014-01-18
dc.identifier.nim050210102227
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16960
dc.description.abstractPembelajaran fisika harus menyajikan bahan pelajaran yang lebih menyenangkan dan mudah diserap oleh siswa. Dalam hal ini, guru harus menggunakan metode dan model pembelajaran yang tepat dan cocok pada usia dan tahap perkembangan kognitif siswa dengan tujuan untuk memberikan penguasaan dan pemahaman terhadap konsep fisika secara menyeluruh. Berdasarkan uraian di atas, siswa dituntut untuk dapat membangun pengetahuan dalam pikiran siswa sendiri dengan peran aktifnya dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas. Model inkuiri disertai metode eksperimen merupakan pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbolsimbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain. Hasil observasi di lapangan, peneliti memilih kelas IX F sebagai subjek penelitian dengan alasan bahwa kelas tersebut mempunyai masalah dalam hasil belajar fisika siswa rendah mencapai 21,05% dan rendahnya aktivitas belajar siswa yang aktif mencatat ada 6 siswa atau 15.79 %, siswa yang aktif mencoba mengerjakan tugas mandiri ada 9 siswa atau 23,68 %, siswa yang aktif bekerjasama dalam kelompok ada 13 siswa atau 34,21 % dan siswa yang aktif mengerjakan ada 5 siswa atau 13,16 %. Salah satu model pembelajaran yang bisa memaksimalkan keterlibatan siswa untuk berpikir kreatif serta memiliki sikap ilmiah adalah model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri akan memberikan pengalaman langsung pada siswa tentang materi yang sedang dibahas, memberikan kesempatan pada siswa untuk menggali informasi, mengoptimalkan sumber belajar dan kebebasan berkreasi untuk mengembangkan berbagai keterampilan proses siswa. Keterampilan proses dapat digunakan sebagai wahana penemuan dalam pengembangan konsep, prinsip dan teori. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa dengan model inkuiri disertai metode eksperimen pada mata pelajaran fisika siswa kelas IX F SMP Negeri 1 Rogojampi; (2) Untuk mendeskripsikan peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dengan model inkuiri disertai metode eksperimen pada mata pelajaran fisika siswa kelas IX F SMP Negeri 1 Rogojampi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru atau peneliti dengan penekanan pada perbaikan, penyempurnaan dan peningkatan proses dalam praktek pembelajaran di kelas. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus dan menggunakan desain penelitian model Hopkins yang terdiri dari empat fase meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan pada hasil observasi dan wawancara, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan pengambilan data mencakup aktivitas dan ketuntasan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan model inkuiri disertai metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar fisika pada siswa kelas IX F SMP Negeri 1 Rogojampi tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan aktivitas belajar siswa secara klasikal terjadi dari prasiklus ke siklus I sebesar 25,01% dari kategori aktivitas sedang 48,93% meningkat menjadi kategori aktif 73,94%. Peningkatan aktivitas belajar secara klasikal terjadi juga dari prasiklus ke siklus II sebesar 26,69% dari kategori sedang 48,93% meningkat menjadi kategori aktif dengan persentase sebesar 75,62%. Selain terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa, juga terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal terjadi pada tiap siklusnya. Pada prasiklus ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 17,95%. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 64,10% dari 17,95% menjadi 82,05%. Pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 58,97% dari 17,95% menjadi 76,92%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries050210102227;
dc.subjectAKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWAen_US
dc.titlePeningkatan Aktivitas dan Ketutasan Hasil Belajar Siswa dengan Model Inikuri disertai Metode Eksperimen pada Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas IX F SMP Rogojampien_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record