Peningkatan Aktivitas dan Ketutasan Hasil Belajar Siswa dengan Model Inikuri disertai Metode Eksperimen pada Mata Pelajaran Fisika Siswa Kelas IX F SMP Rogojampi
Abstract
Pembelajaran fisika harus menyajikan bahan pelajaran yang lebih
menyenangkan dan mudah diserap oleh siswa. Dalam hal ini, guru harus
menggunakan metode dan model pembelajaran yang tepat dan cocok pada usia dan
tahap perkembangan kognitif siswa dengan tujuan untuk memberikan penguasaan
dan pemahaman terhadap konsep fisika secara menyeluruh. Berdasarkan uraian di
atas, siswa dituntut untuk dapat membangun pengetahuan dalam pikiran siswa sendiri
dengan peran aktifnya dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas.
Model inkuiri disertai metode eksperimen merupakan pembelajaran yang
mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri dalam arti luas
ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbolsimbol
dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan
yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan
yang ditemukan orang lain. Hasil observasi di lapangan, peneliti memilih kelas IX F
sebagai subjek penelitian dengan alasan bahwa kelas tersebut mempunyai masalah
dalam hasil belajar fisika siswa rendah mencapai 21,05% dan rendahnya aktivitas
belajar siswa yang aktif mencatat ada 6 siswa atau 15.79 %, siswa yang aktif
mencoba mengerjakan tugas mandiri ada 9 siswa atau 23,68 %, siswa yang aktif
bekerjasama dalam kelompok ada 13 siswa atau 34,21 % dan siswa yang aktif
mengerjakan ada 5 siswa atau 13,16 %.
Salah satu model pembelajaran yang bisa memaksimalkan keterlibatan siswa
untuk berpikir kreatif serta memiliki sikap ilmiah adalah model pembelajaran inkuiri.
Model pembelajaran inkuiri akan memberikan pengalaman langsung pada siswa
tentang materi yang sedang dibahas, memberikan kesempatan pada siswa untuk
menggali informasi, mengoptimalkan sumber belajar dan kebebasan berkreasi untuk
mengembangkan berbagai keterampilan proses siswa. Keterampilan proses dapat
digunakan sebagai wahana penemuan dalam pengembangan konsep, prinsip dan
teori. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan peningkatan
aktivitas belajar siswa dengan model inkuiri disertai metode eksperimen pada mata
pelajaran fisika siswa kelas IX F SMP Negeri 1 Rogojampi; (2) Untuk
mendeskripsikan peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dengan model inkuiri
disertai metode eksperimen pada mata pelajaran fisika siswa kelas IX F SMP Negeri
1 Rogojampi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru atau peneliti dengan
penekanan pada perbaikan, penyempurnaan dan peningkatan proses dalam praktek
pembelajaran di kelas. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus dan menggunakan
desain penelitian model Hopkins yang terdiri dari empat fase meliputi perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian
adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif
dilakukan pada hasil observasi dan wawancara, sedangkan analisis kuantitatif
dilakukan dengan pengambilan data mencakup aktivitas dan ketuntasan hasil belajar
siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan model inkuiri disertai
metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar fisika pada siswa kelas IX F
SMP Negeri 1 Rogojampi tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan aktivitas belajar
siswa secara klasikal terjadi dari prasiklus ke siklus I sebesar 25,01% dari kategori
aktivitas sedang 48,93% meningkat menjadi kategori aktif 73,94%. Peningkatan
aktivitas belajar secara klasikal terjadi juga dari prasiklus ke siklus II sebesar 26,69%
dari kategori sedang 48,93% meningkat menjadi kategori aktif dengan persentase
sebesar 75,62%. Selain terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa, juga terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal terjadi pada tiap siklusnya.
Pada prasiklus ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 17,95%. Pada siklus I
ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 64,10% dari 17,95%
menjadi 82,05%. Pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan
sebesar 58,97% dari 17,95% menjadi 76,92%.