PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) KASUS DROP OUT TB PARU BTA POSITIF
Abstract
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan sampling sensus (jenuh). Populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini
adalah PMO kasus drop out TB di wilayah kerja Puskesmas Sukowono
Kabupaten Jember. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik PMO
meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status hubungan dengan
pasien serta mempelajari gambaran peran PMO dalam TB-DOTS
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik PMO yaitu 44,45% PMO
berusia 35-44 tahun, 77,78% PMO berjenis kelamin perempuan, 77,78% PMO
berpendidikan rendah, 44,45% PMO merupakan istri penderita TB. Pengawasan
yang dilakukan PMO menunjukkan 55,56% mengetahui pentingnya pengawasan,
100% tidak mengetahui kategori pengobatan penderita, 66,67% mengetahui waktu
meminum obat dan 55,56% responden mendampingi penderita meminum obat.
Pemberian motivasi yang dilakukan PMO menunjukkan 77,78% tidak mengetahui
pentingnya pengobatan lengkap dan teratur, 66,67% tidak meyakinkan penderita
dapat sembuh dengan berobat secara lengkap dan teratur, dan 66,67% tidak
mendengarkan keluhan penderita dan memberikan semangat untuk tetap berobat.
Peran PMO dalam mengingatkan menunjukkan 66,67% tidak mengetahui waktu
pemeriksaan dahak ulang, 77,78% tidak mengingatkan waktu pemeriksaan dahak
ulang, 55,56% tidak mengetahui jadwal pengambilan obat dan 100% tidak
mengambil obat sesuai jadwal yang ditentukan. Peran PMO dalam mengevaluasi
menunjukkan 88,89% tidak mengetahui efek samping OAT dan 100% tidak
menghubungi UPK untuk penanganan efek samping OAT. Peran PMO dalam
penyuluhan menunjukkan 100% tidak pernah mendapatkan penyuluhan TB dari
tenaga kesehatan, 77,78% tidak mengetahui penyebab TB, 88,89% tidak
mengetahui cara penularan TB, 66,67% tidak mengetahui gejala mencurigakan
TB dan 77,78% tidak menyampaikan informasi tentang TB kepada anggota
keluarga yang lain Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa peran PMO kasus drop out TB paru
di wilayah kerja Puskesmas Sukowono belum sesuai dengan fungsi PMO dalam
TB-DOTS. Untuk itu perlu adanya pelatihan dan penyuluhan mengenai peran dan
kedudukan PMO, penyebab TB, cara penularan TB, gejala mencurigakan TB.
Dengan penyuluhan dan pelatihan, diharapkan PMO sadar akan status dan
perannya serta dapat membantu dalam case detection TB.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2256]