Show simple item record

dc.contributor.authorReni Dyah Mei Susanti
dc.date.accessioned2014-01-18T04:53:50Z
dc.date.available2014-01-18T04:53:50Z
dc.date.issued2014-01-18
dc.identifier.nimNIM021510201196
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16859
dc.description.abstractKepopuleran mie dan pangsa pasar mie yang semakin luas, menjadi usaha peluang usaha tersendiri. Cukup banyak usaha kecil (UK) yang membuka usaha pembuatan mie. Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah yang memiliki peluang untuk mengusahakannya, akan tetapi mie yang diproduksikan adalah mie sohun. Sejak tahun 2000 berkembang 11 (sebelas) usaha kecil yang memproduksi mie sohun, Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya, beberapa usaha kecil mie sohun ini tidak berproduksi lagi. Pada tahun 2007 hanya dua usaha kecil mie sohun yang masih berproduksi, yaitu Bedadung Jaya dan Gunung Mas. Faktor- faktor yang menyebabkan menurunya usaha kecil tersebut, antara lain: 1) Relatif sulitnya memperoleh bahan baku utama; 2) Harga bahan baku tepung sagu terus- menerus mengalami peningkatan; 3) Preferensi konsumen terhadap mie sohun semakin berkurang dan konsumen banyak beralih ke produk mie instan; dan 4) Adanya pesaing dari Lumajang dengan kualitas dan kuantitas produk relatif lebih tinggi. Mencermati permasalahan-permsalahan yang ada sehingga besar pengaruhnya terhadap pengembangan usaha kecil mie sohun di kabupaten Jember. Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui kelanjutan dari pengembangan usaha mie sohun di Kabupaten Jember tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kelayakan finansial usaha kecil mie sohun; 2) keberadaan kondisi lingkungan internal-eksternal usaha kecil mie sohun; 3) konsep Grand Strategy pengembangan yang dipandang efektif guna pengembangan usaha kecil mie sohun. Alat analisis yang digunakan adalah analisis kelayakan dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan (1) usaha kecil mie sohun, baik skala kecil UD. Gunung Masa maupun skala besar UD. Bedadung Jaya secara finansial tidak layak diusahakan berdasarkan kriteria investasi NPV, Net B/C, Gross B/C, IRR vii dan PP pada tingkat suku bunga 18%; (2) Pengembangan usaha kecil mie sohun di Kabupaten Jember berada pada daerah grey area dimana perusahaan kuat secara internal tetapi terancam secara eksternal; dan (3) Rumusan Grand Strategy yang dapat digunakan adalah strategi ST, yaitu dengan memanfaatkan kekuatan untuk menghindari ancaman. Alternatif strategi yang dapat digunakan adalah dengan menambah investasi dan mengembangkan inovasi baru. Penambahan investasi untuk meningkatkan penggunaan teknologi, yaitu mesin pengering dapat meningkatkan penerimaan usaha kecil mie sohun. Berdasarkan analisis sensivitas dapat diketahui bahwa usaha kecil mie sohun adalah layak secara finansial. Akan tetapi dengan nilai IRR yang hanya berselisih 1% menjadi sutau peringatan bagi investor baru yang ingin membuka usaha ini untuk lebih berhati-hati atau untuk lebih meningkatkan penerimaan usaha kecil mie sohun ini dapat dilakukan dengan diversifikasi produk.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries021510201196;
dc.subjectKelayakan Finansialen_US
dc.titleAnalisis Kelayakan Finansial dan Grand Strategy Pengembangan Usaha Kecil Mie Sohun Di Kabupaten Jemberen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record