PENGARUH PEMBERIAN JUS LALAPAN TERHADAP PERBAIKAN KERUSAKAN HATI DAN KADAR BILIRUBIN DIREK DAN TOTAL SERUM MENCIT JANTAN GALUR SWISS DERIVED YANG DIBERI DIET TAMBAHAN MINYAK GORENG BEKAS PAKAI
Abstract
Gorengan merupakan makanan yang digoreng, dan biasanya menggunakan
minyak goreng beberapa kali pakai untuk menggoreng. Kandungan dalam minyak
goreng bekas pakai seperti radikal bebas dan asam lemak jenuh akan
menimbulkan degenerasi hati dan peningkatan bilirubin direk dan total. Untuk
mengurangi atau menghambat proses degenerasi itu diperlukan antioksidan,
sayuran seperti mentimun, sawi, kubis dan kacang panjang mengandung
antioksidan. Oleh karena itu perlu diketahui kadar sayuran yang bisa mengurangi
bahkan menghambat proses degenerasi dan peningkatan kadar bilirubin direk dan
total. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian jus lalapan
terhadap gambaran histopatologi hati dan kadar bilirubin direk dan total serum
mencit yang diberi diet tambahan minyak goreng bekas pakai. Hasil penelitian
diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh pemberian jus lalapan
dan kadar minimalnya yang dapat mempengaruhi gambaran histopatologi hati dan
kadar bilirubin direk dan total serum mencit yang diberi diet tambahan minyak
goreng bekas pakai.
Penelitian dilakukan pada 30 ekor mencit jantan galur Swiss Derived di
Laboratorium Biomedik Program Studi Pendidikan Dokter Universitas jember.
Setiap mencit dalam kelompok kontrol negatif dan positif serta kelompok
perlakuan disonde setiap hari pada hari ke-1 sampai dengan ke-14. Pada semua
perlakuan, volume jus lalapan yang diberikan tetap sama yaitu 2 ml setiap 100
gram berat badan mencit, sedangkan konsentrasi jus lalapan berbeda yaitu pada
vii
perlakuan pertama sebesar 2 ml setiap 100 gram berat badan mencit, perlakuan
kedua sebesar 1 ml setiap 100 gram berat badan mencit, perlakuan ketiga sebesar
0,5 ml setiap 100 gram berat badan mencit, perlakuan keempat sebesar 0,25 ml
setiap 100 gram berat badan mencit, sehingga pada perlakuan dua sampai empat
ditambah aquadest hingga volumenya tercapai. Sebelum setiap kali pemberian,
mencit dipuasakan selama 6-8 jam.
Pada hari ke-15 seluruh mencit dikorbankan dengan larutan eter kemudian
darah dimbil 2 ml dari ventrikel kanan jantung seluruh mencit untuk diukur kadar
bilirubin direk dan total dan dilakukan pengambilan organ hati untuk dibuat
preparat histologi menggunakan metode paraffin dan pewarnaan HE. Pada setiap
preparat dilakukan pengamatan mikroskopis seluruh lapangan pandang dan
ditentukan tingkat degenerasinya. Hasil dari kadar bilirubin direk dan total
dianalisis dengan uji anova satu arah dan uji regresi linier.
Hasil yang diperoleh pada kelompok K(-) sel hati normal, kelompok
K(+) degenerasi berat, kelompok P1 umumnya degenerasi ringan, kelompok P2
umumnya degenerasi ringan, kelompk P3 degenerasi berat, kelompok P4
degenerasi berat. Dengan rata-rata kadar bilirubin direk K(-) adalah 0,28 ±0,07,
kelompok K(+) adalah 0,94 ±0,10, kelompok P1 adalah 0,81 ±0,13, pada
kelompok P2 adalah 0,69 ±0,06, kelompok P3 adalah 0,62 ±0,06, kelompok P4
adalah 0,51 ±0,02. sedangkan nilai rata-rata bilirubin total kelompok K(-) adalah
0,78 ±0,11, kelompok K(+) adalah 1,69 ±0,14, kelompok P1 adalah 1,50 ±0,23,
kelompok P2 adalah 1,24 ±0,10, kelompok P3 adalah 1,21 ±0,08, pada kelompok
P4 adalah 1,06 ±0,07.
Jadi, dari hasil didapatkan tingkat degenerasi hati tidak selalu sejalan dengan
kadar bilirubin direk dan total karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi
seperti tingkat kerusakan organel dan kadar lipid dalam darah.