Show simple item record

dc.contributor.authorArgaranu Bayu Aji
dc.date.accessioned2014-01-17T08:24:14Z
dc.date.available2014-01-17T08:24:14Z
dc.date.issued2014-01-17
dc.identifier.nimNIM091510501010
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16388
dc.description.abstractTebu merupakan sumber bahan baku utama gula. Produksi tebu yang belum optimal berdampak terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan gula dalam negeri. Rendahnya produksi tebu salah satunya dipengaruhi oleh pembibitan tebu yang ditanam langsung ke lahan masih kurang efesien. Bentuk pembibitan dengan sistem tersebut misalnya (1) bagal : bibit yang berasal dari batang tebu yang mata tunasnya belum berkecambah dan terdiri atas satu hingga tiga mata tunas, (2) lonjoran : sama seperti bibit bagal tetapi dalam satu batang terdiri atas enam hingga delapan mata tunas, dan (3) rayungan : bibit yang berasal dari batang tebu yang mata tunasnya telah tumbuh. Penerapan sistem single bud nurserry (SBN) perlu dipertimbangkan dalam upaya menghasilkan bibit yang memiliki daya tumbuh tinggi. Single bud nurserry merupakan sistem pembibitan tebu yang menggunakan satu mata tunas sebagai bahan tanamnya, pembibitan sistem SBN terdiri atas dua tahap yaitu persemaian I di bedengan selama 10-14 hari dan persemaian II selama 2,5 bulan di pottray. Pembibitan tebu SBN masih memiliki beberapa kelemahan, salah satu kelemahan sistem SBN ialah adaptasi bibit pasca transpanting dari persemaian I ke persemaian II, pada fase tersebut bibit rawan terjadi stres. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut ialah dengan memanipulasi lingkungan tumbuhnya yakni dengan memodifikasi komposisi media dan dosis N, diharapkan bibit tebu yang baru dipindahkan dapat segera berdapatasi dan tumbuh dengan baik sehingga bibit siap salur yang dihasilkan lebih berkualitas. Penelitian dilaksanakan di UPT. Agrotechnopark Universitas Jember mulai Maret sampai dengan Juni 2013. Bahan yang digunakan yaitu mata tunas tebu varietas PS 862, pot tray, bedengan, pasir, sebuk gergaji, arang sekam, tanah ayakan, disinfektan, kompos, air, para-para, dan pupuk ZA. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 kali ulangan. Perlakuan komposisi media tanam terdiri tanah : kompos 1:1 (A0); tanah : kompos : pasir 1:1:1 (A1), tanah : kompos : arang sekam 1:1:1 (A2); dan tanah : kompos : serbuk gergaji 1:1:1 (A3). Perlakuan dosis terdiri atas B0 = 0 g N/10 ℓ/m ; B1 = 2,63 g N/10 ℓ/m 2 ; B2 = 5,26 g N/10 ℓ/m 2 ; B3 = 7,89 g N/10 ℓ/m ; B4 = 10,52 g N/10 ℓ/m 2 ; B5 = 13,15 g N/10 ℓ/m 2 . Penelitian terdiri atas 24 perlakuan, data yang diperoleh diuji menggunakan metode SEM (Standart Error of the Mean). Parameter yang diamati antara lain tinggi, diameter batang, luas daun total, kekokohan, berat kering akar, berat kering total, rasio pucuk akar, laju pertumbuhan, dan indeks mutu bibit. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan komposisi media memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit tebu. Komposisi media tanam yang menghasilkan pertumbuhan bibit tebu terbaik ialah campuran media tanah dengan kompos 1:1. Perlakuan dosis pemupukan N memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit tebu, tetapi peningkatan dosis N hingga taraf 13,15 g/10ℓ/ m masih menunjukkan pertumbuhan yang linier.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091510501010;
dc.subjectPertumbuhan Bibit Tebu (Saccharum officinarum L.),Kajian Media, Pemupukan Nitrogen, Sistem Single Buden_US
dc.titleRESPON PERTUMBUHAN BIBIT TEBU (Saccharum Officinarum L.) TERHADAP KAJIAN MEDIA DAN PEMUPUKAN NITROGEN PADA SISTEM SINGLE BUDen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record