Show simple item record

dc.contributor.authorSakinah Mz
dc.date.accessioned2014-01-17T08:03:06Z
dc.date.available2014-01-17T08:03:06Z
dc.date.issued2014-01-17
dc.identifier.nimNIM072010101023
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16352
dc.description.abstractPemberian ASI di Indonesia tergolong rendah, SEARO (2007), mencatat pencapaian pemberian ASI eksklusif di Indonesia hanya sebesar 29,5%, padahal ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal (Suririnah, 2008). Air susu ibu banyak mengandung asam lemak rantai panjang (Long Chain Poly Unsaturated Acids/LCPUFAs) yang tinggi, seperti arachidonic acid (AA) dan Docasahexanoic acid (DHA) . Asam lemak rantai panjang dalam ASI mudah diserap oleh usus anak dibanding asam lemak susu sapi, selain itu bukti meyakinkan bahwa LCPUFAs penting dalam perkembangan otak yang berdampak langsung terhadap perkembangan motorik anak (Michaelsen et al., 2003). Perkembangan motorik merupakan perubahan yang terus menerus dalam perilaku motorik sepanjang siklus kehidupan, disempurnakan dengan adanya interaksi antara kebutuhan tugas biologi dari individu dan kondisi lingkungan. (Gallahue& Ozmun, 1998). Perkembangan motorik anak penting diketahui sejak dini karena Kelangsungan hidup anak di awal tahun kehidupan, merupakan dasar bagi masa depan individu. Kualitas anak saat ini menentukan kualitas sumberdaya manusia yang mampu bersaing (BAPPENAS, 2003). Jenis penelitian ini adalah penelitian jenis penelitian Observasional Analitik, dengan rancangan Matched Case Control Study. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling di wilayah kerja puskesmas Sumberjambe Kabupaten Jember. Anak usia 6- 24 bulan diobservasi perkembangan motoriknya menggunakan DENVER II, apabila anak tersebut mengalami dugaan keterlambatan perkembangan motorik maka dikelompokkan kedalam kelompok kasus dan sebaliknya bila perkembangan motorik anak tersebut normal atau lebih maka dikelompokan sebagai kelompok kontrol, kemudian dari kelompok kasus dan kontrol ditelusuri secara retrospektif mengenai riwayat pemberian ASInya, apakah tergolong pemberian ASI penuh, ASI parsial ataukah PASI, Data tersebut dianalisis secara bivariabel dengan Chi Square dan Conditional Regretion Logistic dengan tingkat kemaknaan 95% (P < 0,05). Pada penelitian didapatkan besar sampel penelitian berjumlah 196 orang, yang terdiri atas 98 kelompok kasus dan 98 kelompok kontrol. Anak yang tergolong kelompok kasus yang mendapatkan ASI penuh 16,33%, ASI parsial 56,12% dan PASI 27,55%, sedangkan pada kelompok kontrol yang mendapatkan ASI Penuh 42,86%, ASI Parsial 44,90 % dan PASI 12,24 %,. Berdasarkan hasil analisis bivariabel dengan uji statistik Chi-Square mengenai hubungan pemberian ASI dengan perkembangan motorik didapatkan nilai significancy (p=0,000), artinya adalah secara statistik pemberian ASI dengan perkembangan motorik memiliki hubungan yang bermakna, dan hasil analisis bivariabel dengan uji statistik Conditional Regresion Logistic menunjukkan kelompok anak yang diberi ASI Parsial memiliki risiko terjadi dugaan keterlambatan perembangan motorik sebesar 5,91 kali dibandingkan dengan ASI penuh, sedangkan kelompok anak yang mendapatkan PASI memiliki risiko terjadi dugaan keterlambatan perkembangan motorik sebesar 3,28 kali dibandingkan dengan ASI penuh. Berdasarkan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI dengan perkembangan motorik anak usia 6- 24 bulan di Kecamatan Sumberjambe Kabupatan Jember.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072010101023;
dc.subjectPERKEMBANGAN MOTORIK ANAKen_US
dc.titleHUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 6 – 24 BULAN DI KECAMATAN SUMBERJAMBE KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record