HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 6 – 24 BULAN DI KECAMATAN SUMBERJAMBE KABUPATEN JEMBER
Abstract
Pemberian ASI di Indonesia tergolong rendah, SEARO (2007), mencatat
pencapaian pemberian ASI eksklusif di Indonesia hanya sebesar 29,5%, padahal
ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga
bayi dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal (Suririnah, 2008). Air susu
ibu banyak mengandung asam lemak rantai panjang (Long Chain Poly
Unsaturated Acids/LCPUFAs) yang tinggi, seperti arachidonic acid (AA) dan
Docasahexanoic acid (DHA) . Asam lemak rantai panjang dalam ASI mudah
diserap oleh usus anak dibanding asam lemak susu sapi, selain itu bukti
meyakinkan bahwa LCPUFAs penting dalam perkembangan otak yang
berdampak langsung terhadap perkembangan motorik anak (Michaelsen et al.,
2003).
Perkembangan motorik merupakan perubahan yang terus menerus dalam
perilaku motorik sepanjang siklus kehidupan, disempurnakan dengan adanya
interaksi antara kebutuhan tugas biologi dari individu dan kondisi lingkungan.
(Gallahue& Ozmun, 1998). Perkembangan motorik anak penting diketahui sejak dini
karena Kelangsungan hidup anak di awal tahun kehidupan, merupakan dasar bagi
masa depan individu. Kualitas anak saat ini menentukan kualitas sumberdaya
manusia yang mampu bersaing (BAPPENAS, 2003).
Jenis penelitian ini adalah penelitian jenis penelitian Observasional Analitik,
dengan rancangan Matched Case Control Study. Pengambilan sampel dilakukan
secara consecutive sampling di wilayah kerja puskesmas Sumberjambe Kabupaten
Jember. Anak usia 6- 24 bulan diobservasi perkembangan motoriknya
menggunakan DENVER II, apabila anak tersebut mengalami dugaan
keterlambatan perkembangan motorik maka dikelompokkan kedalam kelompok
kasus dan sebaliknya bila perkembangan motorik anak tersebut normal atau lebih maka dikelompokan sebagai kelompok kontrol, kemudian dari kelompok kasus
dan kontrol ditelusuri secara retrospektif mengenai riwayat pemberian ASInya,
apakah tergolong pemberian ASI penuh, ASI parsial ataukah PASI, Data tersebut
dianalisis secara bivariabel dengan Chi Square dan Conditional Regretion
Logistic dengan tingkat kemaknaan 95% (P < 0,05).
Pada penelitian didapatkan besar sampel penelitian berjumlah 196 orang,
yang terdiri atas 98 kelompok kasus dan 98 kelompok kontrol. Anak yang
tergolong kelompok kasus yang mendapatkan ASI penuh 16,33%, ASI parsial
56,12% dan PASI 27,55%, sedangkan pada kelompok kontrol yang mendapatkan
ASI Penuh 42,86%, ASI Parsial 44,90 % dan PASI 12,24 %,.
Berdasarkan hasil analisis bivariabel dengan uji statistik Chi-Square
mengenai hubungan pemberian ASI dengan perkembangan motorik didapatkan
nilai significancy (p=0,000), artinya adalah secara statistik pemberian ASI dengan
perkembangan motorik memiliki hubungan yang bermakna, dan hasil analisis
bivariabel dengan uji statistik Conditional Regresion Logistic menunjukkan
kelompok anak yang diberi ASI Parsial memiliki risiko terjadi dugaan
keterlambatan perembangan motorik sebesar 5,91 kali dibandingkan dengan ASI
penuh, sedangkan kelompok anak yang mendapatkan PASI memiliki risiko terjadi
dugaan keterlambatan perkembangan motorik sebesar 3,28 kali dibandingkan
dengan ASI penuh.
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara pemberian ASI dengan perkembangan motorik anak usia 6- 24
bulan di Kecamatan Sumberjambe Kabupatan Jember.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1506]