GERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN DI MESIR TAHUN 1928-1970
Abstract
Ikhwanul Muslimin (The Moslem Brothers) atau Persaudaraan Muslim merupakan
salah satu organisasi yang menggunakan ideologi Islam sebagai landasan pergerakannya.
Organisasi ini menyerukan pada penduduk Mesir yang mayoritas beragama Islam untuk
mendirikan negara Islam Mesir. Mereka menganggap bahwa selama ini pemerintah yang
berkuasa selalu memisahkan antara kepentingan agama dan kepentingan kerajaan
(politik). Gerakan Ikhwanul Muslimin turut menentukan dan mewarnai dinamika politik
Mesir dari sejak awal didirikan tahun 1928 hingga masa-masa pemerintahan selanjutnya
(Gamal Abdul Nasser, Anwar Sadat, dan Husni Mubarak), bahkan Ikhwanul Muslimin
turut mendukung Kudeta Perwira Bebas yang dipimpin Gamal Abdul Nasser. Tujuan
penelitian adalah untuk mengkaji sejarah berdirinya Ikhwanul Muslimin, perkembangan
gerakannya. Selain itu juga berusaha mendiskripsikan reaksi pemerintaah Mesir terhadap
gerakan Ikhwanul Muslimin.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah latar
belakang dan sejarah berdirinya Ikhwanul Muslimin? 2)Bagaimanakah perkembangan
Gerakan Ikhwanul Muslimin? 3)Bagaimanakah reaksi pemerintah Mesir terhadap
Gerakan Ikhwanul Muslimin? Untuk meneliti masalah tersebut digunakan metode
penelitian Sejarah yang terdiri dari empat langkah, yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi,
dan Historiografi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ikhwanul Muslimin yang didirikan pada
tahun 1928 oleh Hasan Al-Banna, seorang tokoh yang pemikirannya diwarnai oleh gaung
pemikiran tokoh-tokoh pembaharu sebelumnya seperti Jamaluddin Al-Afghani,
Muhammad Abduh, dan Rashid Ridha. Secara garis besar dapat dilihat sebagai respon
terhadap krisis modernitas, dominasi Barat atas daerah-daerah yang mayoritas
berpenduduk Muslim, dekadensi moral, dan krisis sosio politik akibat runtuhnya Khilafah
Islamiah di Turki sebagai akibat dari revolusi Kemal Attaturk (Mustafa Kemal Pasha).
Hal yang tidak kalah penting bagi lahirnya Ikhwanul Muslimin juga karena terinspirasi
oleh gerakan Islam sebelumnya yaitu gerakan Wahabi yang ada di jazirah Arab. Dengan
kaderisasi sistem sel yang diterapkan dalam gerakan tarbiyah, Organisasi ini berkembang
pesat di negara Mesir, dan pengaruhnya meluas di berbagai negara seperti Aljazair,
Suriah, Sudan, Yordania, Libanon dan Iraq serta beberapa negara lain di dunia. Reaksi
pemerintah Mesir terhadap Ikhwanul Muslimin mengalami pasang-surut