Show simple item record

dc.contributor.authorI Made Indra Sushanta
dc.date.accessioned2014-01-17T06:41:53Z
dc.date.available2014-01-17T06:41:53Z
dc.date.issued2014-01-17
dc.identifier.nimNIM062010101016
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16112
dc.description.abstractPenyembuhan luka merupakan proses penggantian jaringan yang rusak atau mati oleh jaringan yang baru. Tahapan pada luka diawali dengan munculnya inflamasi yang ditandai dengan adannya sel radang, Kemudian berlanjut pada fase proliferasi atau epitelisasi. Dalam proses penyembuhan luka, sel utama yang terlibat adalah fibrolas. Proliferasi fibroblas pada tahap awal penyembuhan luka mengindikasikan adannya proses penyembuhan luka yang berlangsung sangat cepat. Propolis lebah memiliki kandungan Flavonoid tinggi yang dapat berperan pada proses mitogenesis, interaksi sel serta proses epitelisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pemberian ekstrak propolis pada proses penyembuhan luka terutama efek anti inflamasinya karena kandungan senyawa penting yaitu Flavonoid yang terdapat di dalamnya. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris yang dilakukan di laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Pada penelitian ini, digunakan 6 kelompok perlakuan dengan jumlah sampel tiap kelompok sebanyak lima ekor. Tiap kelompok hewan coba adalah tikus putih galur wistar jantan dengan kriteria yang telah ditentukan. Semua kelompok diberi luka sayat pada paha kanan sedalam 5 mm dan sepanjang 2 cm. Enam kelompok tersebut dibagi menjadi dua yaitu tiga kelompok kontrol yang diberi luka sayat tanpa diberi jinten hitam secara topikal sedangkan tiga kelompok lainnya adalah kelompok perlakuan yang diberi luka sayat dan diberi propolis secara topikal sebanyak 2 kali sehari. Masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan dikorbankan pada hari ke-1, ke-3 dan ke-7. Hasil penelitian dianalisis dengan uji One Way ANOVA dengan tingkat kemaknaan 95%.Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai rata-rata ketebalan epitel pada kelompok yang diberi propolis secara topikal memiliki ketebalan epitel yang lebih tebal dibandingkan kelompok yang tidak diberi propolis secara topikal. Hal ini berarti bahwa pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan ketebalan epitel yang lebih besar dari pada kelompok kontrol pasca perlukaan pada paha tikus. Ketebalan epitel baik untuk kelompok kontrol dan perlakuan muncul pada hari ke-1, meningkat pada hari ke-3 dan lebih meningkat lagi pada hari ke-7 hal ini sesuai karena proses pembentukan epitel dimuli sejak terbentuknya luka sampai proses penyembuhan berhenti dan luka menutup kembali. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan signifikan pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ekstrak propolis topikal dapat meningkatkan ketebalan epitel pada sediaan histologi jaringan inflamasi tikus putih galur wistar jantan setelah pemberian propolis topikal pasca perlukaan pada ekor tikus. Peningkatan ketebalan epitel dapat mengindikasikan proses penyembuhan dapat berlangsung lebih cepat dan proses inflamasi menjadi lebih singkat.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries062010101016;
dc.subjectPropolisen_US
dc.titlePengaruh Pemberian Propolis Secara Topikal Terhadap Ketebalan Epitel Pada Luka Sayat Tikus Wistaren_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record