Pengaruh Pemberian Propolis Secara Topikal Terhadap Ketebalan Epitel Pada Luka Sayat Tikus Wistar
Abstract
Penyembuhan luka merupakan proses penggantian jaringan yang rusak atau
mati oleh jaringan yang baru. Tahapan pada luka diawali dengan munculnya
inflamasi yang ditandai dengan adannya sel radang, Kemudian berlanjut pada fase
proliferasi atau epitelisasi. Dalam proses penyembuhan luka, sel utama yang terlibat
adalah fibrolas. Proliferasi fibroblas pada tahap awal penyembuhan luka
mengindikasikan adannya proses penyembuhan luka yang berlangsung sangat cepat.
Propolis lebah memiliki kandungan Flavonoid tinggi yang dapat berperan pada proses
mitogenesis, interaksi sel serta proses epitelisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pemberian ekstrak propolis
pada proses penyembuhan luka terutama efek anti inflamasinya karena kandungan
senyawa penting yaitu Flavonoid yang terdapat di dalamnya. Metode penelitian yang
digunakan adalah eksperimental laboratoris yang dilakukan di laboratorium Fisiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Pada penelitian ini, digunakan 6 kelompok
perlakuan dengan jumlah sampel tiap kelompok sebanyak lima ekor. Tiap kelompok
hewan coba adalah tikus putih galur wistar jantan dengan kriteria yang telah
ditentukan. Semua kelompok diberi luka sayat pada paha kanan sedalam 5 mm dan
sepanjang 2 cm. Enam kelompok tersebut dibagi menjadi dua yaitu tiga kelompok
kontrol yang diberi luka sayat tanpa diberi jinten hitam secara topikal sedangkan tiga
kelompok lainnya adalah kelompok perlakuan yang diberi luka sayat dan diberi
propolis secara topikal sebanyak 2 kali sehari. Masing-masing kelompok kontrol dan
perlakuan dikorbankan pada hari ke-1, ke-3 dan ke-7. Hasil penelitian dianalisis
dengan uji
One Way ANOVA dengan tingkat kemaknaan 95%.Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai rata-rata ketebalan epitel pada
kelompok yang diberi propolis secara topikal memiliki ketebalan epitel yang lebih
tebal dibandingkan kelompok yang tidak diberi propolis secara topikal. Hal ini berarti
bahwa pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan ketebalan epitel yang lebih
besar dari pada kelompok kontrol pasca perlukaan pada paha tikus. Ketebalan epitel
baik untuk kelompok kontrol dan perlakuan muncul pada hari ke-1, meningkat pada
hari ke-3 dan lebih meningkat lagi pada hari ke-7 hal ini sesuai karena proses
pembentukan epitel dimuli sejak terbentuknya luka sampai proses penyembuhan
berhenti dan luka menutup kembali.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan signifikan pada
kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ekstrak propolis
topikal dapat meningkatkan ketebalan epitel pada sediaan histologi jaringan inflamasi
tikus putih galur wistar jantan setelah pemberian propolis topikal pasca perlukaan
pada ekor tikus. Peningkatan ketebalan epitel dapat mengindikasikan proses
penyembuhan dapat berlangsung lebih cepat dan proses inflamasi menjadi lebih
singkat.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]