Show simple item record

dc.contributor.authorIlham Saifudin
dc.date.accessioned2014-01-17T05:56:50Z
dc.date.available2014-01-17T05:56:50Z
dc.date.issued2014-01-17
dc.identifier.nimNIM080210191012
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/15978
dc.description.abstractSalah satu kendala utama pembelajaran di sekolah adalah kurang antusiasnya siswa untuk belajar. Siswa lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru, diam dan enggan dalam mengemukakan pertanyaan maupun pendapat. Guru cenderung menggunakan metode pembelajaran konvensional yakni ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Padahal dalam kerangka pembelajaran matematika, siswa seharusnya dilibatkan secara mental, fisik dan sosial untuk membuktikan sendiri tentang kebenaran dari teori-teori dan hukum-hukum matematika yang dipelajarinya melalui proses ilmiah. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika siswa khususnya siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Arjasa pada sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi. Pada penelitian ini diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (mencari pasangan) dengan tujuan yaitu: (1) untuk mengetahui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (mencari pasangan), (2) untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (mencari pasangan), dan (3) untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (mencari pasangan). Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VII C di SMP Negeri 2 Arjasa. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah observasi, dokumentasi, tes dan wawancara. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu Siklus I, Siklus II, dan pada masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap siklus mengobservasi kegiatan guru, aktivitas siswa, dan tes akhir siklus sebagai alat ukur tingkat pencapaian hasil belajar siswa setelah pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu. Siklus I dilaksanakan tanggal 3 Mei 2012 dan 8 Mei 2012, sedangkan Siklus II dilaksanakan tanggal 9 Mei 2012 dan 10 Mei 2012. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (mencari pasangan) terdiri dari tiga fase pembelajaran yaitu pendahuluan, kegiatan kelompok dan formalisasi. Pada pembelajaran Siklus I, terdapat kendala ketika mencapai fase pengorganisasian kelompok dan fase diskusi kelompok. Guru masih belum maksimal dalam mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok kecil sehingga berakibat siswa kebingungan pada saat akan berkumpul dengan anggota kelompoknya. Pada pembelajaran Siklus II, penerapan ketiga fase pembelajaran tersebut berjalan dengan lancar. Analisis hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa , hal ini dapat diketahui berdasarkan persentase rata-rata seluruh aktivitas siswa yang diperoleh. Pada siklus I persentase rata-rata seluruh aktivitas siswa yang dicapai adalah 91,92%, sedangkan pada siklus II persentase rata-rata seluruh aktivitas siswa sebesar 96,09%. Meningkat sebesar 4,14%. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 84,36%, sedangkan pada Siklus II ketuntasan hasil belajar siswa yang diperoleh adalah 81,85%. Meskipun ketuntasan hasil belajar siswa menurun, siklus II dikatakan tuntas karena telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang ditentukan sekolah yaitu ≥75%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries080210191012;
dc.subjectTipe Make A Matchen_US
dc.title“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Pada Sub-Pokok Bahasan Persegi panjang Dan Persegi Kelas VII C SMP Negeri 2 Arjasa Tahun Ajaran 2011/2012”en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record