“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Pada Sub-Pokok Bahasan Persegi panjang Dan Persegi Kelas VII C SMP Negeri 2 Arjasa Tahun Ajaran 2011/2012”
Abstract
Salah satu kendala utama pembelajaran di sekolah adalah kurang antusiasnya
siswa untuk belajar. Siswa lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh
guru, diam dan enggan dalam mengemukakan pertanyaan maupun pendapat. Guru
cenderung menggunakan metode pembelajaran konvensional yakni ceramah, tanya
jawab dan pemberian tugas. Padahal dalam kerangka pembelajaran matematika,
siswa seharusnya dilibatkan secara mental, fisik dan sosial untuk membuktikan
sendiri tentang kebenaran dari teori-teori dan hukum-hukum matematika yang
dipelajarinya melalui proses ilmiah. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya prestasi
belajar matematika siswa khususnya siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Arjasa pada
sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi.
Pada penelitian ini diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match (mencari pasangan) dengan tujuan yaitu: (1) untuk mengetahui penerapan
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (mencari pasangan), (2) untuk
mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran kooperatif tipe Make
a Match (mencari pasangan), dan (3) untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (mencari pasangan).
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VII C di SMP Negeri 2 Arjasa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian adalah observasi, dokumentasi, tes dan wawancara. Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu Siklus I, Siklus II, dan pada masing-masing
siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap siklus mengobservasi kegiatan guru,
aktivitas siswa, dan tes akhir siklus sebagai alat ukur tingkat pencapaian hasil belajar
siswa setelah pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu. Siklus I
dilaksanakan tanggal 3 Mei 2012 dan 8 Mei 2012, sedangkan Siklus II dilaksanakan
tanggal 9 Mei 2012 dan 10 Mei 2012.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match (mencari
pasangan) terdiri dari tiga fase pembelajaran yaitu pendahuluan, kegiatan kelompok
dan formalisasi. Pada pembelajaran Siklus I, terdapat kendala ketika mencapai fase
pengorganisasian kelompok dan fase diskusi kelompok. Guru masih belum maksimal
dalam mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok kecil sehingga
berakibat siswa kebingungan pada saat akan berkumpul dengan anggota
kelompoknya. Pada pembelajaran Siklus II, penerapan ketiga fase pembelajaran
tersebut berjalan dengan lancar.
Analisis hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa , hal
ini dapat diketahui berdasarkan persentase rata-rata seluruh aktivitas siswa yang
diperoleh. Pada siklus I persentase rata-rata seluruh aktivitas siswa yang dicapai
adalah 91,92%, sedangkan pada siklus II persentase rata-rata seluruh aktivitas siswa
sebesar 96,09%. Meningkat sebesar 4,14%.
Pada siklus I ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 84,36%,
sedangkan pada Siklus II ketuntasan hasil belajar siswa yang diperoleh adalah
81,85%. Meskipun ketuntasan hasil belajar siswa menurun, siklus II dikatakan tuntas
karena telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang ditentukan sekolah yaitu
≥75%.