PERBEDAAN JUMLAH GIGI INSISIF SULUNG YANG TELAH ERUPSI ANTARA PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DAN PENGGANTI AIR SUSU IBU (PASI) (Studi Pada Bayi Usia 12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember)
Abstract
Pertumbuhan dan perkembangan bayi secara normal termasuk gigi dan
mulutnya, perlu dukungan nutrisi (gizi) yang cukup. Namun tidak hanya nutrisi saja
yang perlu diperhatikan, tetapi kita juga harus memperhatikan cara mengkonsumsi
makanan, jenis makanan dan komposisi gizi sesuai Angka Kecukupan Gizi yang
dianjurkan. Karena hal tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan dan
kesehatan mulut serta pertumbuhan sistem geligi sulung khususnya pada fase erupsi
gigi sulung pertama lebih erat hubungannya dengan sistim pencernaan daripada
dengan sistim kerangka. Makanan pokok bayi ada dua macam yaitu ASI dan PASI
yang keduanya memiliki komposisi gizi yang berbeda, hal ini akan berpengaruh pada
fase erupsi gigi sulung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
jumlah gigi insisif sulung yang telah erupsi antara pemberian ASI eksklusif dan PASI
pada bayi usia 12 bulan.
Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari, yaitu di
Posyandu Puskesmas Pembantu Tegal Gede Kelurahan Tegal Gede Kabupaten
Jember pada bulan Juni sampai bulan Juli 2005. Populasi penelitian adalah bayi yang
berusia 12 bulan. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian survey dengan metode
cross sectional. Untuk mengetahui perbedaan jumlah gigi insisif sulung yang telah
erupsi antara pemberian ASI eksklusif dan PASI pada bayi usia 12 bulan dianalisa
menggunakan uji Mann-Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan antara rata-rata
jumlah gigi insisif sulung yang telah erupsi pada kelompok ASI eksklusif sebesar
7,64 dan pada kelompok PASI sebesar 5,64. Persentase jumlah gigi insisif sulung
pertama bawah kanan,
insisif pertama bawah kiri, insisif pertama atas kanan, insisif
pertama atas kiri, insisif kedua bawah kanan, insisif kedua bawah kiri, insisif kedua
atas kanan, insisif kedua atas kiri yang telah erupsi pada kelompok ASI masingmasing
sebesar 100%, 100%, 100%, 100%, 77%, 77%, 100%, 100% dan pada
kelompok PASI masing-masing sebesar 100%, 82%, 82%, 82%, 45%, 45%, 59%,
64%, terdapat perbedaan yang bermakna persentase jumlah gigi insisif sulung yang
telah erupsi, pada kelompok ASI lebih banyak dibandingkan kelompok PASI.
Kesimpulan yang didapat dari hasil analisa data dan pembahasan pada
penelitian ini adalah terdapat perbedaan jumlah gigi insisif sulung yang telah erupsi
antara pemberian ASI eksklusif dan PASI. Bayi yang diberi ASI memiliki rata-rata
jumlah gigi insisif sulung yang telah erupsi sebanyak 7,64 dan bayi dengan
pemberian PASI sebanyak 5,64.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]