Pengaruh Kader Terhadap Pencapaian Posyandu Mandiri di Kabupaten Jember
Abstract
Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan adalah
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dibentuk oleh dan untuk masyarakat itu
sendiri. Posyandu merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang dikelola
oleh masyarakat dengan dukungan teknis petugas Puskesmas. Pada perkembangannya
posyandu dibagi menjadi 4 strata yaitu posyandu pratama, posyandu madya,
posyandu purnama dan posyandu mandiri. Pembagian keempat strata posyandu
tersebut berdasarkan pada tingkat kualitas dan telaah kemandirian posyandu.
Posyandu yang memiliki tingkat kualitas paling tinggi dan paling mandiri
dikelompokkan dalam posyandu mandiri. Selain itu, semakin posyandu menjadi
posyandu mandiri maka tingkat pemberdayaan masyarakat juga semakin tinggi
dibanding dengan posyandu pada tingkat pratama, madya atau purnama.
Perkembangan posyandu tersebut sangat dipengaruhi oleh upaya kader dalam
mengelola posyandu serta tingginya pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam
kegiatan posyandu di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kader terhadap pencapaian posyandu mandiri di Kabupaten Jember.
Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh kader posyandu mandiri yang ada di Wilayah Kabupaten
Jember yaitu sebanyak 344 posyandu. Teknik pengambilan sampelnya adalah simple
ramdom sampling dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 76 kader posyandu dari
76 posyandu mandiri. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan program
komputer SPSS dengan uji statistik regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan umur responden sebanyak 87% berada dalam
rentang >30 tahun, sebanyak 67% responden memiliki pengetahuan tentang posyandu
tinggi, mayoritas sebanyak 63% responden memiliki motivasi yang tinggi dalam
melaksnakan kegiatan posyandu, sebanyak 49% responden mempunyai peranan yang
baik dalam kegiatan posyandu dan 39% responden mempunyai peranan yang sangat
baik dalam kegiatan posyandu, mayoritas sebanyak 58% responden mempunyai
kemampuan yang tinggi. Sebanyak 51% dari 76 posyandu mandiri di Kabupaten
Jember masuk dalam kategori non mandiri setelah dilakukan penilaian ulang. Hasil
penelitian menunjukkan ada pengaruh yang bermakna antara pengetahuan kader
terhadap pencapaian posyandu mandiri (p value = 0,002), ada pengaruh, ada
pengaruh motivasi kader terhadap pencapaian posyandu mandiri (p value = 0,05), ada
pengaruh kemampuan kader terhadap pencapaian posyandu mandiri (p value =
0,018), terdapat pengaruh peranan kader terhadap pencapaian posyandu mandiri (p
value = 0,045), sedangkan variabel faktor umur kader tidak memiliki pengaruh yang
bermakna terhadap pencapaian posyandu mandiri.
Upaya yang direkomendasikan dalam penelitian ini adalah: Sebaiknya perlu
dilakukan pelatihan kader secara rutin oleh tenaga puskesmas maupun dinas
kesehatan dan swasta, perlu dilakukan pembinaan secara berkelanjutan dan intensif
kepada kader, perlu kajian lebih lanjut terhadap bentuk pelatihan yang efektif yang
dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan kader, kerjasama dengan instansi
terkait perlu ditingkatkan melalui pertemuan rutin dalam rangka membahas upayaupaya
bersama yang dapat dilakukan untuk meningkatkan fungsi Posyandu, Bidan
atau petugas kesehatan lain yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan posyandu
sebaiknya dapat menjaga kepercayaan masyarakat dan kader, bagi Dinas Kesehatan
maupun pihak Puskesmas perlu ada upaya untuk mengadakan penilaian langsung
berkaitan dengan stratifikasi posyandu.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]