Show simple item record

dc.contributor.authorNAFIATUR RIZQAH
dc.date.accessioned2014-01-13T15:55:31Z
dc.date.available2014-01-13T15:55:31Z
dc.date.issued2014-01-13
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/14238
dc.description.abstractPotensi tanaman obat di Indonesia cukup besar, salah satu yang telah terbukti secara klinis bermanfaat dalam pengobatan adalah Mahkota Dewa (Phaleria papuana Warb. Var. Wichannii (Val.) Back). Kandungan kimiawi flavonoid dan saponin berperan dalam pembentukan serabut kolagen. Penggunaan seduhan Mahkota Dewa dapat berpengaruh mereduksi radang karena peran saponin dan flavonoid, Mekanisme kerja saponin dan flavonoid dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase dengan mengkatalis reaksi asam arakidonat menjadi senyawa endoperoksidase. Enzim siklooksigenase berperan dalam produksi prostaglandin. Dengan terhambatnya kerja enzim siklooksigenase ini, maka akan menurunkan pembentukan prostaglandin sehingga mempersingkat reaksi radang dan mempercepat proses penyembuhan dengan meningkatkan kolagenisasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketebalan kolagen dan hubungan antara lama pemberian seduhan Mahkota Dewa terhadap ketebalan kolagen pada jaringan granulasi tikus jantan galur Wistar pasca pencabutan gigi. Penelitian eksperimental ini dengan rancangan post test only control group design, dengan menggunakan tikus Wistar jantan sebanyak 36 ekor dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok yang di ekstraksi gigi molar satu bawah kirinya ( kelompok kontrol negatif), kelompok yang tidak diberi perlakuan ( kelompok kontrol normal) dan kelompok yang diekstraksi gigi molar satu bawah kiri dan diberi seduhan Mahkota Dewa (kelompok perlakuan) yang diamati pada hari ke-2, hari ke-5, dan hari ke-8. Selanjutnya pengambilan jaringan granulasi pada soket post ekstraksi dan dilanjutkan pembuatan preparat jaringan. Penghitungan ketebalan serabut kolagen menggunakan mikroskop binokuler dengan perbesaran 400x serta menggunakan micrometergrade. Data dari masing-masing kelompok dianalisa dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan dilanjutkan uji non parametrik Kruskall-Wallis Test dan uji Mann-Whitney Test. Hasil penelitian ada perbedaan ketebalan kolagen pada kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol, baik kelompok kontrol normal maupun kelompok kontrol negatif dimana rata-rata ketebalan kolagen terbesar 0,367 mm pada kelompok perlakuan hari ke-8. Sedangkan ketebalan kolagen terkecil 0,223 mm pada kelompok kontrol negatif hari ke-8. Begitu juga untuk lama pemberian seduhan Mahkota Dewa semakin lama maka akan semakin tebal kolagen yang terbentuk. Hasil penelitian ini diketahui ada perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan yaitu ketebalan serabut kolagen pada perlakuan lebih banyak daripada kelompok kontrol baik kelompok kontrol normal maupun kelompok kontrol negatif. Hal ini terlihat pada penambahan jumlah serabut kolagen lebih cepat terjadi pada kelompok perlakuan yang diberi seduhan Mahkota Dewa dibandingkan dengan kelompok kontrol yang dilakukan pencabutan tetapi tidak diberi seduhan Mahkota Dewa baik pada hari ke-2, ke-5 maupun ke-8. Kesimpulan yang diperoleh yaitu pemberian seduhan Mahkota Dewa (Phaleria papuana Warb. Var. Wichannii (Val.) Back) dapat meningkatkan ketebalan kolagen pada jaringan granulasi tikus Wistar jantan pasca pencabutan gigi dan semakin lama waktu pemberian seduhan Mahkota Dewa (Phaleria papuana Warb. Var. Wichannii (Val.) Back), kolagen yang terbentuk pada kelompok perlakuan semakin tebal.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries31610101065;
dc.subjectPencabutan Gigi Tikus Wistaren_US
dc.titleKETEBALAN KOLAGEN JARINGAN GRANULASI PASCA PENCABUTAN GIGI TIKUS WISTAR JANTAN PADA PEMBERIAN SEDUHAN MAHKOTA DEWA (Phaleria papuana Warb. Var. Wichannii (Val.) Back)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record