KETEBALAN KOLAGEN JARINGAN GRANULASI PASCA PENCABUTAN GIGI TIKUS WISTAR JANTAN PADA PEMBERIAN SEDUHAN MAHKOTA DEWA (Phaleria papuana Warb. Var. Wichannii (Val.) Back)
Abstract
Potensi tanaman obat di Indonesia cukup besar, salah satu yang telah terbukti
secara klinis bermanfaat dalam pengobatan adalah Mahkota Dewa (Phaleria papuana
Warb. Var. Wichannii (Val.) Back). Kandungan kimiawi flavonoid dan saponin
berperan dalam pembentukan serabut kolagen. Penggunaan seduhan Mahkota Dewa
dapat berpengaruh mereduksi radang karena peran saponin dan flavonoid,
Mekanisme kerja saponin dan flavonoid dengan menghambat kerja enzim
siklooksigenase dengan mengkatalis reaksi asam arakidonat menjadi senyawa
endoperoksidase. Enzim siklooksigenase berperan dalam produksi prostaglandin.
Dengan terhambatnya kerja enzim siklooksigenase ini, maka akan menurunkan
pembentukan prostaglandin sehingga mempersingkat reaksi radang dan mempercepat
proses penyembuhan dengan meningkatkan kolagenisasi. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui ketebalan kolagen dan hubungan antara lama pemberian seduhan
Mahkota Dewa terhadap ketebalan kolagen pada jaringan granulasi tikus jantan galur
Wistar pasca pencabutan gigi.
Penelitian eksperimental ini dengan rancangan post test only control group
design, dengan menggunakan tikus Wistar jantan sebanyak 36 ekor dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu kelompok yang di ekstraksi gigi molar satu bawah kirinya (
kelompok kontrol negatif), kelompok yang tidak diberi perlakuan ( kelompok kontrol
normal) dan kelompok yang diekstraksi gigi molar satu bawah kiri dan diberi seduhan
Mahkota Dewa (kelompok perlakuan) yang diamati pada hari ke-2, hari ke-5, dan
hari ke-8. Selanjutnya pengambilan jaringan granulasi pada soket post ekstraksi dan
dilanjutkan pembuatan preparat jaringan. Penghitungan ketebalan serabut kolagen menggunakan mikroskop binokuler dengan perbesaran 400x serta menggunakan
micrometergrade. Data dari masing-masing kelompok dianalisa dengan
menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan dilanjutkan uji non parametrik
Kruskall-Wallis Test dan uji Mann-Whitney Test.
Hasil penelitian ada perbedaan ketebalan kolagen pada kelompok perlakuan
dibanding kelompok kontrol, baik kelompok kontrol normal maupun kelompok
kontrol negatif dimana rata-rata ketebalan kolagen terbesar 0,367 mm pada kelompok
perlakuan hari ke-8. Sedangkan ketebalan kolagen terkecil 0,223 mm pada kelompok
kontrol negatif hari ke-8. Begitu juga untuk lama pemberian seduhan Mahkota Dewa
semakin lama maka akan semakin tebal kolagen yang terbentuk. Hasil penelitian ini
diketahui ada perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok
perlakuan yaitu ketebalan serabut kolagen pada perlakuan lebih banyak daripada
kelompok kontrol baik kelompok kontrol normal maupun kelompok kontrol negatif.
Hal ini terlihat pada penambahan jumlah serabut kolagen lebih cepat terjadi pada
kelompok perlakuan yang diberi seduhan Mahkota Dewa dibandingkan dengan
kelompok kontrol yang dilakukan pencabutan tetapi tidak diberi seduhan Mahkota
Dewa baik pada hari ke-2, ke-5 maupun ke-8.
Kesimpulan yang diperoleh yaitu pemberian seduhan Mahkota Dewa
(Phaleria papuana Warb. Var. Wichannii (Val.) Back) dapat meningkatkan ketebalan
kolagen pada jaringan granulasi tikus Wistar jantan pasca pencabutan gigi dan
semakin lama waktu pemberian seduhan Mahkota Dewa (Phaleria papuana Warb.
Var. Wichannii (Val.) Back), kolagen yang terbentuk pada kelompok perlakuan
semakin tebal.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]