Hubungan Anemia dan KEK pada Ibu Hamil Akhir Trimester III dengan Berat Badan Lahir Bayi (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)
Abstract
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah
kesehatan yang dapat mengancam kualitas generasi penerus bangsa karena bayi yang
lahir dengan BBLR memiliki risiko lebih besar untuk mengalami degradasi mental
dan penurunan IQ serta lebih rawan terkena berbagai macam penyakit pada masa
pertumbuhannya. Pencegahan bertambahnya prevalensi BBLR di masyarakat harus
dilakukan salah satunya dengan meningkatkan kualitas kehamilan ibu. Masa hamil
merupakan masa yang rentan karena pada saat itu tubuh ibu mengalami perubahan
metabolisme dalam rangka penyesuaian atas kehadiran janin dalam tubuhnya.
Masalah kesehatan yang sering muncul pada masa kehamilan adalah anemia dan
kurang energi kronis (KEK). Kedua masalah tersebut muncul akibat
ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dengan asupan makanan. Anemia dan
KEK pada kehamilan dapat mengganggu pembentukan plasenta sehingga
berpengaruh pula terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin serta memperbesar
risiko bayi lahir dengan BBLR. Atas dasar itulah maka penelitian ini dilakukan untuk
mengkaji lebih dalam hubungan antara status anemia dan KEK pada ibu hamil
dengan berat badan lahir bayi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Kalisat Kabupaten Jember yang mencakup 12 desa. Sampel dalam penelitian ini
adalah ibu hamil akhir trimester III sebanyak 50 orang. Sampel dipilih dengan simple
random sampling dengan kriteria inklusi. Data primer diperoleh dari hasil wawancara
dengan responden menggunakan kuesioner. Data juga diperoleh dari hasil
pengukuran kadar hemoglobin menggunakan alat elektrik Nihon Kohden, pengukuran
lingkar lengan atas (LILA) dengan menggunakan pita LILA untuk mengetahui status
KEK responden dan pencatatan dokumen. Teknik analisis data yang digunakan
adalah Cramer Coefficient C dengan α=0,05 dan Lambda Statistic L
dengan α=0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berada pada rentang
B
umur 20-35 tahun adalah sebesar 76%. Sebesar 46% responden memiliki persebaran
gravida yang sebagian besar merupakan kehamilan pertama dan sebaran paritasnya
adalah 0. Jarak kelahiran anak pada 96,3% responden adalah > 36 bulan. Sebesar
68% responden memeriksakan kehamilan sebanyak 4 kali selama masa kehamilan.
Responden yang menderita anemia sebesar 38% dan sebesar 62% tidak menderita
anemia. Responden yang termasuk dalam kelompok risiko KEK sebesar 40% dan
sebesar 60% tidak termasuk dalam kelompok risiko KEK. Responden yang
melahirkan bayi dengan berat badan normal sebesar 90% dan sebesar 10%
melahirkan bayi dengan BBLR.
Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara status
anemia dengan berat badan bayi pada ibu hamil trimester III dengan nilai p = 0,003.
Begitu pula dengan status KEK dengan berat badan lahir bayi pada ibu hamil
trimester III diketahui memiliki hubungan dengan p = 0,004.
Diharapkan ada peningkatan penyuluhan tentang anemia, kurang energi
kronis, BBLR dan pengetahuan mengenai gizi kepada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Kalisat. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor lain yang
mempengaruhi terjadinya anemia dan KEK pada ibu hamil seperti faktor asupan
makanan, faktor penyakit infeksi yang diderita ibu, serta determinan yang lain
sehingga informasi yang didapat bisa saling melengkapi.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]