EFEKTIVITAS FORMULASI Bacillus subtilis DAN Pseudomonas fluorescens UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN PISANG KEPOK (Musa balbisiana cv. kepok)
Abstract
Gejala penyakit layu Fusarium pada pisang kepok pertama kali muncul
pada 15 hsi yaitu mula-mula menguningnya tepi daun yang kemudian meluas ke
seluruh bagian daun, daun layu dan mengering. Pada gejala dalam, apabila bagian
pangkal batang di belah, disekitar pembuluh batang terlihat berwarna coklat dan
kemudian pembuluh batang menjadi busuk.
Masa inkubasi penyakit layu Fusarium pada perlakuan kombinasi B.
subtilis dan P. fluorescens lebih panjang (32,48 hsi) daripada B. subtilis (24,54
hsi) atau P. fluorescens (24,59 hsi), dan dengan kontrol (15,02 hsi). Dari
perlakuan kombinasi B. subtilis dan P. fluorescens, dan B. subtilis atau P.
fluorescens secara tunggal, ternyata kombinasi B. subtilis dan P. fluorescens yang
paling baik untuk menekan keparahan penyakit (20,83 %) dibandingkan dengan
B. subtilis (37,96 %) atau P. fluorescens (41,67 %), dan dengan kontrol (73,61 %)
pada 60 hsi.
Frekuensi aplikasi kombinasi B. subtilis dan P. fluorescens, B. subtilis atau
P. fluorescens secara tunggal, tidak berpengaruh terhadap masa inkubasi dan
keparahan penyakit. Hal ini disebabkan karena jangka waktu untuk aplikasi terlalu
pendek, yaitu pada 30 hst, 44 hst dan 58 hst. Padahal untuk keberhasilanya
diperlukan aplikasi dengan waktu selang 2 bulan sebelum dan setelah tanam. Pada
umur tanaman 90 hst atau 30 hsi, aplikasi B. subtilis dan P. fluorescens, B. subtilis
atau P. fluorescens secara tunggal tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan
jumlah daun pisang kepok. Hal ini disebabkan karena waktu pengamatan terlalu
pendek.
Disimpulkan bahwa formulasi kombinasi B. subtilis dan P. fluorescens
lebih efektif untuk mengendalikan penyakit layu Fusarium pada pisang kepok
daripada aplikasi B. subtilis atau P. fluorescens secara tunggal.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4334]