PERKEMBANGAN TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT DAN INSIDEN PENYAKIT TOBACCO MOSAIC VIRUS PADA TEMBAKAU NA OOGST DAN VOOR OOGST PADA LAHAN TANAM YANG BERBEDA
Abstract
Tembakau Na Oogst dan Voor Oogst merupakan komoditi pertanian andalan
dan menjadi salah satu komoditas unggulan ekspor Pemerintah Kabupaten
Jember. Tobacco mosaic virus (TMV) adalah virus yang menyebabkan penyakit
mosaik pada tembakau dan Solanaceae. Penyakit tersebut dapat menurunkan
kualitas dan kuantitas pada tembakau. Virus mosaik tembakau merupakan salah
satu penyakit virus yang penting pada tembakau, karena memiliki kisaran inang
yang luas dan dapat ditularkan melalui benih terinfeksi, secara mekanik seperti
menyentuh alat pertanian dan sisa rokok dari pekerja dilahan. Pada tembakau Na-
Oogst, TMV menyebabkan ketebalan daun tidak merata, lebar daun berkurang,
daun kerosok tidak elastis, warna tidak merata, daya bakar berkurang, dan daun
mudah robek.
Tujuan penelitian ialah untuk (1) mengetahui seberapa besar tingkat keparahan
penyakit dan insiden penyakit TMV pada tanaman tembakau Voor Oogst
dan Na Oogst pada lahan yang berbeda, (2) mengetahui perkembangan tingkat keparahan
penyakit TMV pada tembakau Na Oogst dan Vor Oogst di lokasi tanam
yang berbeda.
Penelitian dilakukan di dua tempat berbeda yaitu tembakau Vor Oogst
(Petak A) yang terletak di Jl. Sri Tanjung Desa Wirolegi milik Bapak Ir. Saifuddin
Hasjim MP, sedangkan tembakau Na Oogst (Petak B) yang terletak di Jl. Batalyon
509 Desa Wirolegi milik Bapak Ir. Saifuddin Hasjim, MP. Pelaksanaan penelitian
menggunakan metode survei dengan mengamati langsung gejala penyakit TMV
yang ditemukan di lahan tembakau Na Oogst (jenis H382) dan Voor Oogst (jenis
Kasturi). Tanaman yang diambil sebagai sampel sebanyak 5 persen dari jumlah tanaman
keseluruhan. Jumlah sampel tanaman di petak A dan petak B masing
masing 100 tanaman. Metode pengambilan sampel secara diagonal dengan cara
menarik garis diagonal dan pada masing-masing petak ditentukan petak-petak
sampel pada garis diagonal tersebut, dan tanaman yang telah dipilih sebagai sampel
ditandai dengan menggunakan nomor sampel 1-100. Setiap tanaman yang
bergejala TMV dan dipilih sebagai sampel diberi skor keparahan penyakit kemudian
dihitung dengan rumus keparahan penyakit dan kejadian penyakit. Pengamatan
gejala TMV pada tanaman dilakukan setiap empat hari sekali sebanyak 10 kali.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa perkembangan keparahan penyakit
pada tembakau Vor Oogst memiliki persamaan Y = 0058 X + 31,67 dengan
α = 0058 dan pada Na Oogst, Y = 0036X + 29,335 dengan α = 0036. Hal tersebut
menunjukkan bahwa perkembangan keparahan penyakit pada tembakau Vor
Oogst lebih tinggi dibandingkan dengan tembakau Na Oogst. Tembakau Vor
Oogst memiliki nilai Korelasi (R) = 0.229 dan Na Oogst R = 0.288, berarti bahwa
hubungan keparahan penyakit terhadap umur tanaman pada tembakau Na Oggst
lebih tinggi daripada pada tembakau Vor Oogst, hal ini berarti semakin tua umur
tanaman, tingkat keparahan penyakitnya semakin tinggi.
Tembakau Na Oogst memiliki persamaan Y = 0.0023 X + 0.641 dengan
nilai R = 0,246 dan pada tembakau Voor Oogst Y = 0,0024 X + 0,734 dengan
nilai R = 0.626. Tembakau Voor Oogst memiliki = 0.0024 dan Tembakau Na
Oogst memiliki = 0.0023 hal ini berarti kejadian penyakit pada tembakau Vor
Oogst lebih besar daripada kejadian penyakit pada tembakau Na Oogst. Tembakau
Voor Oogst memiliki nilai Korelasi (R) = 0.626 sementara Na Oogst R = 0.246.
Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara umur tanaman terhadap insiden
penyakit pada tembakau Voor Oogst lebih besar daripada tembakau Na Oogst
sehingga semakin tua usia tembakau Voor Oogst berarti semakin tinggi insiden
penyakitnya.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]