USAHA PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN WALANGSANGIT (Leptocorixa acuta Thunb) PADA TANAMAN PADI DENGAN PERANGKAP ATRAKTAN
Abstract
Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia
tinggal di pedesaan, mata pencaharian mereka adalah usaha pertanian. Bahan
pangan di Indonesia menjadi tidak stabil apabila antara kebutuhan dan penyediaan
tidak seimbang. Kebutuhan beras tersebut terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi
padi nasional tahun 2005 sebesar 53,12 juta ton gabah kering giling (GKG) atau
turun 1,75 % jika dibandingkan dengan produksi tahun 2004. Salah satu kendala
dalam meningkatkan produksi padi adalah adanya gangguan OPT yaitu gangguan
hama. Rata-rata 30 % potensi hasil tanaman hilang karena serangan hama dan
seringkali serangan hama dapat menggagalkan panen.
Penelitian dilaksanakan di Desa Jubung Kecamatan Sukorambi Kabupaten
Jember (Lahan PIAA Universitas Jember) pada bulan Maret sampai Mei 2006
yang dilakukan di pertanaman padi jenis Ciherang pada fase vegetatif dan fase
generatif seluas 1 hektar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas
atraktan dalam mengendalikan hama walangsangit (L. acuta) dan penggerek
batang padi di lapang dan mengetahui masa aktif dari kedua hama.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi
(RPT) Split-Plot Design. Pengujian keefektivan atraktan dan cairan pada tiap fase
dilakukan uji BNT taraf 5%. Tiap fase dilakukan empat kali pengamatan yaitu:
Vegetatif 1 umur 25 hari; Vegetatif 2 umur 32 hari; Generatif 1 umur 58 hari dan
Generatif 2 umur 65 hari tanam. Penelitian dimulai pada pukul 15.00 sore sampai
23.00 malam yang dibagi menjadi empat selang waktu pengamatan, yaitu
pengamatan (I) pukul 15.00 sampai 17.00 sore, pengamatan (II) pukul 17.00
sampai 19.00 malam, pengamatan (III) pukul 19.00 sampai 21.00 malam,
pengamatan (IV) pukul 21.00 sampai 23.00 malam. Pengamatan dilakukan setiap
dua jam sekali. Hama yang akan diamati yaitu penggerek batang padi dan
walangsangit (L. acuta).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cahaya
kuning dan cahaya putih mampu untuk mengundang hama penggerek batang padi
putih dan kuning pada fase vegetatif dan generatif dan masa aktif hama terjadi
dari pukul 19.00 sampai dengan pukul 21.00 malam. Penggunaan bau bangkai
keongmas pada fase generatif mampu untuk mengundang walangsangit dan masa
aktif hama terjadi mulai pukul 15.00 sore sampai dengan pukul 21.00 malam.
Penggunaan cahaya dan cairan tidak mempengaruhi hasil tangkapan penggerek
batang, sedangkan kombinasi penggunaan bau bangkai keongmas dan minyak
tanah mampu untuk menangkap walangsangit dibandingkan dengan penggunaan
bau bangkai keongmas dan air. Perangkap lampu dapat digunakan sebagai alat
monitoring serangga dan alat pengendalian terutama untuk mengurangi populasi
generasi berikutnya. Pengendalian menggunakan atraktan sejak dini dapat
menekan perkembangan populasi hama yang ada di lapang.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]