Pelabelan Total Super (a; d) Sisi Antimagic Pada Graf Siput
Abstract
Pelabelan graf pertama kali diperkenalkan oleh Sedl¶a·cek (1964), kemudian
Stewart (1966), Kotzig dan Rosa (1970). Hingga saat ini pemanfaatan teori
pelabelan graf sangat dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi
dan transportasi, navigasi geogra¯s, radar, penyimpanan data komputer,
dan pemancar frekuensi radio. Terdapat berbagai jenis tipe pelabelan dalam graf,
salah satunya adalah pelabelan total super (a; d)-sisi antimagic (SEAT), dimana a
bobot sisi terkecil dan d nilai beda. Pelabelan ini diperkenalkan oleh Simanjutak,
Bertault dan Miller pada tahun 2000 (Da¯k, 2007:19). Pada graf konektif telah
banyak ditemukan pelabelan total super (a; d)-sisi antimagic sedangkan pada graf
diskonektif, hanya sedikit famili graf yang diketahui mempunyai pelabelan total
super (a; d)-sisi antimagic.
Salah satu jenis graf yaitu Graf Siput. Graf ini merupakan salah satu contoh
graf well ¡defined, yang dinotasikan dengan S
adalah salah satu graf yang
belum ditemukan pelabelannya sebelumnya. Graf Siput adalah graf yang belum
memiliki famili graf. Graf ini dikembangkan dari graf roda (wheel). Gabungan
diskonektif Graf Siput merupakan gabungan saling lepas pada Graf Siput dan
dinotasikan dengan mS
n
n
juga belum ditemukan pelabelannya. Himpunan vertex,
V = fS; N; A; I; L; E; R; Y
i
; X
i
; 1 · i · ng dan himpunan edge, E = fRE; EY
;
Y
i
X
i
; X
i
Y
i+1
; X
n
S; SN; NA; AL; IL; LE; LX
rupakan contoh Graf Siput (S
n
i
; 1 · i · ng. Gambar 2.21 me-
). Garis putus-putus menunjukkan bagian yang
akan diperbesar sebanyak n.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif aksiomatik,
yaitu dengan menurunkan lemma atau teorema yang telah ada, kemudian diterapkan
dalam pelabelan total super (a; d)-sisi antimagic pada Graf Siput, baik
yang tunggal maupun gabungan saling lepasnya. Dalam penelitian ini, terlebih
viii
1
dahulu akan ditentukan nilai beda (d) pada Graf Siput, selanjutnya nilai d tersebut
diterapkan dalam pelabelan total super (a; d)-sisi antimagic pada Graf Siput.
Jika terdapat pelabelan total super (a; d)-sisi antimagic, maka akan dirumuskan
bagaimana pola pelabelan total super (a; d)-sisi antimagic pada Graf Siput tersebut
dengan menggunakan metode pendeteksian pola (pattern recognition) untuk
menentukan pola umumnya. Hasil penelitian ini berupa lemma dan teorema baru
mengenai pelabelan total super (a; d)-sisi antimagic pada Graf S
. Teorema
dan lema yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
1. Lema 4.2.1 Ada pelabelan titik (9; 1)-sisi antimagic pada graf Siput S
n
jika
n ¸ 1.
2. Teorema 4.2.1 Ada pelabelan total super (6n +20; 0) dan (3n +14; 2) -sisi
antimagic pada graf Siput S
n
jika n ¸ 1.
3. Teorema 4.2.2 Ada pelabelan total super (
9n+34
2
; 1)-sisi antimagic pada graf
Siput (S
n
) untuk n ¸ 1.
4. Lema 4.4.1 Ada pelabelan titik (
2mn+9m+3
2
; 1)-sisi antimagic pada gabungan
Graf Siput mS
n
jika m ganjil, m ¸ 3, n ¸ 1.
5. Teorema 4.4.1 Ada pelabelan total super (
12mn+37m+3
2
; 0) dan (
dan mS
; 2)sisi
antimagic pada gabungan graf Siput mS
6. Teorema 4.4.2 Ada pelabelan total super (
n
jika m ¸ 3, n ¸ 1.
9mn+30m+4
2
; 1)-sisi antimagic pada
gabungan graf Siput mS
n
jika m ¸ 3, n ¸ 1.
Dari kajian diatas ada beberapa batasan m dan n yang belum ditemukan
sehingga dalam penelitian ini diajukan open problem.
1. Masalah Terbuka 4.5.1 Pelabelan total super (a; d)-sisi antimagic pada
S
n
, dengan 1 · i · n; 1 · k · m; n ganjil untuk d = 1.
2. Masalah Terbuka 4.5.2 Pelabelan total super (a; d)-sisi antimagic pada
mS
n
, dengan 1 · k · m, 1 · i · n; m ¸ 3; n ganjil untuk d = 1.