PERENCANAAN PERBAIKAN TANGGUL SUNGAI GEMBOLO KECAMATAN PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO
Abstract
Menurut Suyono Sosrodarsono (1984:83) bangunan tanggul sepanjang kanan
kiri sungai berguna untuk menampung debit banjir rencana. Jadi tanggul yang berada
disepanjang tepi sungai berfungsi untuk melindungi sungai dan juga mencegah
luapan air banjir masuk kedalam daerah pemukiman penduduk yang berada di sekitar
sungai. Maka keberadaan dan kestabilan tanggul sungai tersebut mutlak sangat
diperlukan.
Pada tanggal 06 Februari 2010 terjadi kelebihan debit disepanjang sungai
Gembolo yang menyebabkan banjir. Banjir itu terjadi akibat jebolnya tanggul sungai
Gembolo kurang lebih 50 meter. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya perencanaan
perbaikan tanggul sungai yang aman agar mampu menampung debit banjir dan
terhindar dari gerusan arus sungai dengan cara perbaikan tanggul. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk merencanakan perbaikan tanggul yang aman serta
menganalisa kestabilan lereng terhadap gerusan air sehingga banjir tidak terjadi.
Perencanaan perbaikan tanggul sungai Gembolo ini dimulai dengan analisa
hidrologi untuk menentukan debit aliran yang melalui sungai Gembolo. Analisa
hidrolika dilakukan untuk mengetahui dimensi penampang sungai Gembolo. Analisa
stabilitas lereng tanggul menggunakan program Slope-W dari Geo-Slope, kemudian
dilanjutkan dengan disain perkuatan lereng. Hasil analisa hidrologi dengan kala ulang
Q
25
sebesar 302.355 m
3
/dt dan Q
50
sebesar
349.060 m
3
/dt. Analisa hidrolika
menunjukan bahwa dimensi penampang sungai pada P.5-P.7 dan P.8-P.4 tidak dapat
menampung besarnya debit banjir rencana Q
50
sebesar 349.060 m
/dt. Sedangkan
dimensi penampang sungai pada P.9-P.3 tidak dapat menampung besarnya debit
banjir rencana Q
25
sebesar 302,355 m
3
/dt dan Q
50
sebesar 349.060 m
3
3
/dt, sehingga
seluruh section berpotensi mengalami luapan. Untuk hasil perhitungan analisa
stabilitas lereng dengan menggunakan bantuan program Geo-Slope yaitu pada
kondisi muka air normal Fs pada patok 5 sebesar 3,503, patok 4 sebesar 2,699 dan
patok 3 sebesar 3,295, sedangkan pada kondisi muka air penuh Fs pada patok 5
sebesar 3,904, patok 4 sebesar 3,092 dan patok 3 sebesar 3,813, sehingga diperoleh
angka keamanan (safety factor) lebih besar 1,2. Dari hasil perhitungan stabilitas
lereng diatas dapat disimpulkan bahwa lereng pada Patok 5, 4 dan 3 dinyatakan
aman dari longsor, sehingga longsor yang pernah terjadi di sungai Gembolo
disebabkan akibat pukulan arus sungai (water hummer) dengan kecepatan rata-rata
4,839 m/dt.
Untuk mengatasi pukulan arus sungai (water hummer) diperlukan disain
perkuatan lereng yang baik dan benar dengan cara memperhatikan kondisi lokasi
sungainya, sehingga pada perbaikan tanggul Sungai Gembolo ini didapat hasil
dimensi perkuatan lereng untuk penempatan pondasi perkuatan lereng berada 1,5 m
dibawah batas dasar sungai. Pondasi yang digunakan adalah pondasi rendah
(standar), selain itu juga dibuat konsolidasi pondasi ringan guna mencegah
kerusakan-kerusakan akibat gerusan arus sungai untuk masa yang akan datang. Untuk
kemiringan perkuatan lereng dibuat sama kemiringan perkuatan lereng pada lokasi
tanggul yang tidak mengalami kerusakan yaitu 1 : 2. Bahan yang digunakan adalah
pasangan batu dengan pengikat dari adukan semen pasir dengan ketebalan perkuatan
lerengnya untuk bagian atas 30 cm dan bagian bawah 100 cm.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4163]