Show simple item record

dc.contributor.authorDian Wahyuning Tyas
dc.date.accessioned2013-12-27T02:47:54Z
dc.date.available2013-12-27T02:47:54Z
dc.date.issued2013-12-27
dc.identifier.nimNIM060210193156
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13263
dc.description.abstractNyamuk A. aegypti L. ini merupakan vektor penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue. Upaya pengendalian telah banyak dilakukan oleh pemerintah. Cara untuk mencegah penyakit tersebut adalah mengendalikan vektornya. Kebijakan pemerintah dalam pengendalian vektor tersebut juga dengan melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena penyakit dan membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang banyak terkena penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (Adimidjaya dkk., 2006). Insektisida sintetik ini juga dapat menimbulkan residu yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia dan sukar terdegradasi sehingga residunya dapat mencemari air, udara, tanah, yang menyebabkan turunnya kualitas lingkungan (Siregar, 2005:1). Dampak negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan insektisida sintetik tersebut memerlukan suatu alternatif pengendalian yang lebih aman dan ramah lingkungan. Alternatif tersebut antara lain dengan pemanfaatan senyawa yang berasal dari tanaman yang memiliki sifat aktif biologis. Insektisida yang berasal dari dari tanaman ini biasanya disebut sebagai insektisida botani (Thamrin et al., 2004:36). Tumbuhan yang dapat dikembangkan sebagai insektisida botani adalah Pepaya (Carica papaya L.). Daun pepaya mengandung enzim papain, alkaloid karpaina, pseudo karpaina, glikosid, karposid dan saponin (Muchlisah, 2004). Enzim papain adalah enzim proteolitik (pengurai protein) yang dihasilkan dari getah pepaya. Enzim ini mempunyai kemampuan menguraikan atau memecah protein menjadi bentuk asam amino (Indrawati,1992). Dengan kemampuan memecah protein tersebut, papain dapat merusak protein-protein yang penting pada larva Aedes aegypti L. dan dapat membunuhnya. vii Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Jember untuk pemeliharaan larva nyamuk Aedes aegypti L. dan uji hayati. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 kali ulangan yang terdiri dari 5 perlakuan , masing- masing menggunakan 20 ekor larva nyamuk A. aegypti L. dengan waktu dedah 12 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 jam. Untuk mendapatkan nilai LC viii 50 dan LT dari serial konsentrasi ekstrak, rebusan dan rendaman daun pepaya (Carica papaya L.) dianalisis dengan menggunakan alisis Probit. Besarnya pengaruh ekstrak, rebusan dan rendaman daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap mortalitas larva nyamuk A. aegypti L.dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan bila berbeda nyata dihitung dengan menggunakan uji Ducan dengan taraf kepercayaan 95%. Software yang digunakan adalah SPSS for windows versi 11,5. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun pepaya menyebabkan mortalitas larva A. aegypti L. semakin meningkat (Tabel 4.4). Besarnya LC esktrak daun pepaya secara berturut – turut masa pendedahan 12 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 jam yaitu 885,80 ppm, 736,89 ppm, 618,09 ppm dan 545,92 ppm. Sedangkan besarnya LT 50 dari masing-masing perlakuan menggunakan ekstrak daun pepaya yaitu pada konsentrasi 200 ppm didapatkan LT sebesar 72,48 jam, konsentrasi 400 ppm didapatkan LT 50 50 sebesar 58,59 jam, konsentrasi 600 ppm didapatkan LT sebesar 39,98 jam, konsentrasi 800 ppm didapatkan LT sebesar 26,38 jam, dan konsentrasi 1000 ppm didapatkan LT 50 50 sebesar 14,95 jam. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi rebusan daun pepaya menyebabkan mortalitas larva A. aegypti L. semakin meningkat (Tabel 4.5). Besarnya nilai LC rebusan daun pepaya secara berturut – turut masa pendedahan 12 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 jam adalah 4353,99 ppm, 3804,05ppm, 3273,00 ppm dan 2746,74 ppm. Sedangkan besarnya LT 50 50 dari masing-masing perlakuan yaitu pada konsentrasi 1000 ppm didapatkan LT 50 sebesar 69,64 jam, konsentrasi 2000 ppm didapatkan LT sebesar 57,85 jam, konsentrasi 3000 ppm didapatkan LT 50 50 50 50 sebesar 40,05 jam, konsentrasi 4000 ppm didapatkan LT 50 sebesar 27,65 jam, dan konsentrasi 5000 ppm didapatkan LT sebesar 15,75 jam. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi rendaman daun pepaya menyebabkan mortalitas larva A. aegypti L. semakin meningkat (Tabel 4.6). Besarnya nilai LC rendaman daun pepaya secara berturut – turut masa pendedahan 12 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 jam adalah 6852,52 ppm, 5397,77 ppm, 4585,57 ppm dan 3771,89 ppm. Sedangkan besarnya LT 50 ix 50 dari masing-masing perlakuan yaitu pada konsentrasi 1000 ppm didapatkan LT 50 sebesar 80,09 jam, konsentrasi 2000 ppm didapatkan LT sebesar 60,68 jam, konsentrasi 4000 ppm didapatkan LT sebesar 39,71 jam, konsentrasi 6000 ppm didapatkan LT 50 50 sebesar 26,14 jam, dan konsentrasi 8000 ppm didapatkan LT 50 sebesar 15,86 jam.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210193156;
dc.subjectPerbedaan Toksisitas Ekstraken_US
dc.titlePerbedaan Toksisitas Ekstrak, Rebusan dan Rendaman Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti Len_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record