Perbedaan Toksisitas Ekstrak, Rebusan dan Rendaman Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti L
Abstract
Nyamuk A. aegypti L. ini merupakan vektor penyebab penyakit Demam
Berdarah Dengue. Upaya pengendalian telah banyak dilakukan oleh pemerintah.
Cara untuk mencegah penyakit tersebut adalah mengendalikan vektornya.
Kebijakan pemerintah dalam pengendalian vektor tersebut juga dengan
melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena penyakit dan
membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang banyak terkena
penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (Adimidjaya dkk., 2006). Insektisida
sintetik ini juga dapat menimbulkan residu yang dapat membahayakan bagi
kesehatan manusia dan sukar terdegradasi sehingga residunya dapat mencemari
air, udara, tanah, yang menyebabkan turunnya kualitas lingkungan (Siregar,
2005:1). Dampak negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan insektisida sintetik
tersebut memerlukan suatu alternatif pengendalian yang lebih aman dan ramah
lingkungan. Alternatif tersebut antara lain dengan pemanfaatan senyawa yang
berasal dari tanaman yang memiliki sifat aktif biologis. Insektisida yang berasal
dari dari tanaman ini biasanya disebut sebagai insektisida botani (Thamrin et al.,
2004:36).
Tumbuhan yang dapat dikembangkan sebagai insektisida botani adalah
Pepaya (Carica papaya L.). Daun pepaya mengandung enzim papain, alkaloid
karpaina, pseudo karpaina, glikosid, karposid dan saponin (Muchlisah, 2004).
Enzim papain adalah enzim proteolitik (pengurai protein) yang dihasilkan dari
getah pepaya. Enzim ini mempunyai kemampuan menguraikan atau memecah
protein menjadi bentuk asam amino (Indrawati,1992). Dengan kemampuan
memecah protein tersebut, papain dapat merusak protein-protein yang penting
pada larva Aedes aegypti L. dan dapat membunuhnya.
vii
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Jember untuk pemeliharaan larva nyamuk Aedes aegypti L.
dan uji hayati. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang
terdiri dari 3 kali ulangan yang terdiri dari 5 perlakuan , masing- masing
menggunakan 20 ekor larva nyamuk A. aegypti L. dengan waktu dedah 12 jam,
24 jam, 36 jam dan 48 jam. Untuk mendapatkan nilai LC
viii
50
dan LT
dari serial
konsentrasi ekstrak, rebusan dan rendaman daun pepaya (Carica papaya L.)
dianalisis dengan menggunakan alisis Probit. Besarnya pengaruh ekstrak,
rebusan dan rendaman daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap mortalitas larva
nyamuk A. aegypti L.dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan bila berbeda
nyata dihitung dengan menggunakan uji Ducan dengan taraf kepercayaan 95%.
Software yang digunakan adalah SPSS for windows versi 11,5.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semakin tinggi
konsentrasi ekstrak daun pepaya menyebabkan mortalitas larva A. aegypti L.
semakin meningkat (Tabel 4.4). Besarnya LC
esktrak daun pepaya secara
berturut – turut masa pendedahan 12 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 jam yaitu 885,80
ppm, 736,89 ppm, 618,09 ppm dan 545,92 ppm. Sedangkan besarnya LT
50
dari
masing-masing perlakuan menggunakan ekstrak daun pepaya yaitu pada
konsentrasi 200 ppm didapatkan LT
sebesar 72,48 jam, konsentrasi 400 ppm
didapatkan LT
50
50
sebesar 58,59 jam, konsentrasi 600 ppm didapatkan LT
sebesar
39,98 jam, konsentrasi 800 ppm didapatkan LT
sebesar 26,38 jam, dan
konsentrasi 1000 ppm didapatkan LT
50
50
sebesar 14,95 jam.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semakin tinggi
konsentrasi rebusan daun pepaya menyebabkan mortalitas larva A. aegypti L.
semakin meningkat (Tabel 4.5). Besarnya nilai LC
rebusan daun pepaya secara
berturut – turut masa pendedahan 12 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 jam adalah
4353,99 ppm, 3804,05ppm, 3273,00 ppm dan 2746,74 ppm. Sedangkan besarnya
LT
50
50
dari masing-masing perlakuan yaitu pada konsentrasi 1000 ppm didapatkan
LT
50
sebesar 69,64 jam, konsentrasi 2000 ppm didapatkan LT
sebesar 57,85 jam,
konsentrasi 3000 ppm didapatkan LT
50
50
50
50
sebesar 40,05 jam, konsentrasi 4000 ppm didapatkan LT
50
sebesar 27,65 jam, dan konsentrasi 5000 ppm didapatkan LT
sebesar 15,75 jam.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa semakin tinggi
konsentrasi rendaman daun pepaya menyebabkan mortalitas larva A. aegypti L.
semakin meningkat (Tabel 4.6). Besarnya nilai LC
rendaman daun pepaya
secara berturut – turut masa pendedahan 12 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 jam
adalah 6852,52 ppm, 5397,77 ppm, 4585,57 ppm dan 3771,89 ppm. Sedangkan
besarnya LT
50
ix
50
dari masing-masing perlakuan yaitu pada konsentrasi 1000 ppm
didapatkan LT
50
sebesar 80,09 jam, konsentrasi 2000 ppm didapatkan LT
sebesar 60,68 jam, konsentrasi 4000 ppm didapatkan LT
sebesar 39,71 jam,
konsentrasi 6000 ppm didapatkan LT
50
50
sebesar 26,14 jam, dan konsentrasi 8000
ppm didapatkan LT
50
sebesar 15,86 jam.