Penerapan Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (PM PKB) disertai Metode Eksperimen pada Pembelajaran Fisika di SMP
Abstract
Fisika merupakan ilmu yang bersifat empiris, artinya setiap hal yang dipelajari
dalam fisika didasarkan pada hasil pengamatan. Fisika sering dianggap sebagai mata
pelajaran yang sulit sehingga berakibat pada rendahnya nilai hasil belajar siswa.
Seperti halnya di SMP Negeri 6 Jember, hasil observasi menunjukkan bahwa proses
keterlibatan siswa di dalam pembelajaran masih belum maksimal. Siswa masih
cenderung dijadikan sebagai objek mengajar guru. Berdasarkan informasi dari guru
bidang studi, sebanyak 47% siswa memiliki nilai hasil belajar di bawah standar
ketuntasan minimal, siswa mengalami kesulitan menyelesaikan soal-soal fisika yang
rumit, dalam hal ini membutuhkan langkah-langkah sistematis yang menekankan
kemampuan berpikir siswa untuk menemukan solusinya. Oleh karena itu diperlukan
suatu model pembelajaran yang menekankan kemampuan siswa untuk berpikir
namun tetap aktif di dalam pembelajaran. Model tersebut adalah Model Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berpikir (PM PKB) disertai Metode Eksperimen.
MP PKB disertai metode eksperimen merupakan suatu model pembelajaran
yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir siswa di dalam
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Implementasi MP PKB
dimulai dari pengkondisian siswa untuk menerima pelajaran (orientasi) penjajakan
untuk mengetahui pengalaman dan kemampuan dasar siswa terkait materi yang akan
dipelajari (pelacakan), penyajian permasalahan (konfrontasi), penyelidikan (inkuiri), penyimpulan (akomodasi) sampai pada penyajian permasalahan baru (transfer) Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui kemampuan pemecahan
masalah fisika siswa melalui Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (PM PKB) disertai metode eksperimen, (2) untuk mengkaji perbedaan hasil belajar
fisika siswa antara menggunakan Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir (PM PKB) disertai metode eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional, dan (3) untuk mendeskripsikan retensi hasil belajar fisika
siswa menggunakan Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir disertai metode eksperimen.Tempat penelitian eksperimen ini adalah SMP negeri 6 Jember dengan metode
purposive sampling area. Responden penelitian terdiri dari dua sampel kelas yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditentukan dengan menggunakan metode
cluster random sampling. Desain penelitian ini menggunakan post-test control
design. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan
pertama adalah dengan menentukan persentase skor pemecahan masalah fisika siswa
yang kemudian ditentukan kategorinya. Sedangkan permasalahan kedua dan ketiga
dianalisis dengan uji independent sample T test melalui program SPSS Statistics 17.
Hasil penelitian untuk kemampuan pemecahan masalah fisika siswa tergolong
dalam kategori baik dan diperoleh persentase sebesar 72,92% untuk kriteria
memahami masalah; 73,75% untuk kriteria menyusun rencana pemecahan masalah;
72,22% untuk kriteria melaksanakan rencana pemecahan masalah, dan 75,97% untuk
kriteria memeriksa kembali jawaban. Untuk hasil belajar, terdapat perbedaan yang
signifikan antara menggunakan MP PKB disertai metode eksperimen dengan
menggunakan pembelajaran konvensional, ditunjukkan dengan nilai signifikansi
0,035 lebih kecil dari α = 0,05. Retensi hasil belajar siswa dengan MP PKB disertai
metode eksperimen adalah 93,47% dengan predikat sangat baik. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dengan MP PKB
disertai metode eksperimen tergolong baik, menunjukkan adanya perbedaan hasil
belajar yang signifikan antara menggunakan MP PKB disertai metode eksperimen
dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, dan retensi hasil belajar
siswa menggunakan MP PKB disertai metode eksperimen tergolong sangat baik.