| dc.contributor.author | MONNIK, Ari | |
| dc.date.accessioned | 2025-11-12T03:22:56Z | |
| dc.date.available | 2025-11-12T03:22:56Z | |
| dc.date.issued | 2025-01-24 | |
| dc.identifier.nim | 200910101078 | en_US |
| dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/128596 | |
| dc.description | Finalisasi unggah file repositori tanggal 12 November 2025_Kurnadi | en_US |
| dc.description.abstract | Nigeria memiliki kondisi masyarakat yang patriarki sejak era pra kolonialisme (sebelum tahun 1940). Hal tersebut membuat perempuan di Nigeria teropresi pada tahun 2019 hingga tahun 2021. Pemerintah Nigeria sejak 2012 bekerjasama dengan United Nations Entity for gender Equality and the Empowerment of Women (UN Women) untuk mengatasi permasalahan tersebut. Meskipun demikian, patriarki di Nigeria masih mendominasi sehingga membuat perempuan teropresi. Opresi pada perempuan adalah kondisi ketika perempuan mengalami ketertindasan atas seksualitas mereka. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan patriarki masih mendominasi di Nigeria sehingga menyebabkan opresi pada perempuan Nigeria. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab patriarki masih mendominasi di Nigeria meskipun Pemerintah Nigeria sudah bekerjasama dengan United Nations Entity for gender Equality and the Empowerment of Women (UN Women). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuasi kualitatif. Penelitian kuasi kualitatif melibatkan data kualitatif terkait faktor penyebab patriarki masih mendominasi di Nigeria dengan menggunakan acuan teori dan penulis yang berperan sebagai alat analisis. Acuan teori yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah teori feminisme radikal dari Kate Millet. Feminisme radikal menganggap bahwa adanya opresi yang dialami oleh perempuan berasal dari budaya patriarki. Opresi hanya dapat hilang ketika perempuan memiliki kesadaran diri untuk melawan patriarki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa patriarki masih mendominasi di Nigeria karena masyarakat dan negara masih memelihara dengan baik budaya patriarki. Masyarakat Nigeria dalam kehidupan sehari-hari mempercayai bahwa laki-laki dapat menguasai perempuan. Dogma budaya patriarki bercampur dengan dogma agama sehingga memiliki keyakinan yang lebih mendalam terkait kebenaran hal tersebut. Kehidupan yang patriarki kemudian membentuk mentalitas yang patriarki dalam menjalankan roda bernegara. Hasilnya, pemerintahan berjalan dengan pola kerja yang patriarki sehingga menghasilkan kebijakan yang patriarki. Selanjutnya, negara yang patriarki juga tercermin pada aparat yang patriarki. Aparat yang seharusnya menegakkan peraturan, dalam menjalankan tugasnya masih membawa sifat-sifat patriarki. Patriarki tetap mendominasi apabila tidak terdapat kesadaran dalam perempuan dan masyarakat Nigeria. | en_US |
| dc.language.iso | other | en_US |
| dc.publisher | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik | en_US |
| dc.subject | Patriarki | en_US |
| dc.subject | Opresi perempuan | en_US |
| dc.subject | Feminisme radikal | en_US |
| dc.subject | Nigeria | en_US |
| dc.title | Patriarki di Nigeria | en_US |
| dc.type | Skripsi | en_US |
| dc.identifier.prodi | Hubungan Internasional | en_US |
| dc.identifier.pembimbing1 | Dr. Linda Dwi Eriyanti, S.Sos, MA. | en_US |
| dc.identifier.pembimbing2 | Adhiningasih Prabhawati, S.Sos, M.Si. | en_US |
| dc.identifier.validator | validasi_repo_ratna_Oktober 2025 | en_US |