Profil Kesehatan Gigi dan Mulut Berdasarkan Standar WHO Pada Masyarakat Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember
Abstract
Permasalahan kesehatan gigi dan mulut masih menjadi salah masalah
kesehatan utama di Indonesia, termasuk di Kecamatan Jelbuk. Kecamatan Jelbuk
menempati urutan ke-15 kasus gigi tertinggi di Kabupaten Jember dan proporsi
kunjungan masyarakat ke puskesmas tergolong rendah. Tingkat karies Kecamatan
Jelbuk pada tahun 2020 menempati peringkat ke-3 di Kabupaten Jember.
Tujuan dilakukan pemeriksaan status kesehatan gigi dan mulut untuk
menggambarkan profil kesehatan gigi dan mulut berdasarkan standar WHO yang
berisi beberapa indikator pemeriksaan meliputi status gigi geligi, status
periodontal, kehilangan perlekatan, fluorosis enamel, erosi gigi, lesi mukosa
mulut, kebutuhan perawatan segera, dan gigi tiruan.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan
pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik
purposive sampling pada masyarakat yang berusia 35-44 tahun, dengan total
sampel sebanyak 102 orang. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut dimulai
dengan pemeriksaan subjektif melalui anamnesis, mencakup data seperti nama,
usia, alamat, serta wawancara terkait kesehatan gigi dan mulut. Selanjutnya,
dilakukan pemeriksaan objektif yang dicatat sesuai formulir pemeriksaan standar
WHO. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS dan disajikan dalam
bentuk tabel serta diagram.
Hasil penelitian menunjukkan kasus status gigi geligi tertinggi yaitu kasus
karies mahkota (90,2%) dengan pilihan tindakan yang paling sering dilakukan untuk mengatasi karies adalah pencabutan (55,9%), serta pilihan tindakan
tumpatan dan gigi tiruan tergolong rendah. Kasus status periodontal yaitu
perdarahan gingiva (54,9%), poket 0-3 mm (61,8%), 4-5 mm (37,2%), dan ≥ 6
mm (1,0%). Kasus kehilangan perlekatan yaitu kehilangan perlekatan 0-3 mm
(64,7%), 4-5 mm (34,3%), dan 6-7mm (1,0%). Kasus fluorosis yaitu fluorosis
enamel sangat ringan (1%) dan fluorosis ringan (8,8%). Kasus keparahan erosi
gigi yaitu erosi pada enamel (6,9%). Kasus lesi mukosa mulut yaitu SAR (2%)
dan lesi lain yaitu fissure tongue (2,9%), geographic tongue (1%), makula
melanotik (4,9%), hiperpigmentasi gingiva (1,9%), dan suspek kandidiasis oral
(1%). Kebutuhan perawatan segera yaitu membutuhkan perawatan tidak segera
(94,1%) dan tidak membutuhkan perawatan mengenai kesehatan gigi dan
mulutnya (5,9%). Penggunaan gigi tiruan yaitu gigi tiruan sebagian (7,8%).
Profil Kesehatan gigi dan mulut berdasarkan standar WHO di Kecamatan
Jelbuk menunjukkan sebagian besar mengalami masalah gigi dan mulut seperti
karies, perdarahan gingiva, poket periodontal, serta kehilangan perlekatakan.
Tindakan kuratif dan rehabilitatif seperti tumpatan dan gigi tiruan disarankan
untuk mencegah penyakit gigi dan jaringan periodontal masyarakat Kecamatan
Jelbuk yang terbilang cukup tinggi.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2146]
