Keperawatan Pada Pasien TB Paru dengan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif yang mendapatkan Terapi Latihan Batuk Efektif di Ruang Tulip RSUD dr. Haryoto Lumajang
Abstract
Tuberkulosis paru (TB Paru) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat global yang signifikan, terutama di indonesia. Penyakit ini awalnya menyerang paru-paru sebagai tempat infeksi primer, tetapi juga dapat menyerang kulit, kelenjar limfe, tulang dan selaput otak. Gejala awal TB yang sering dialami oleh penderita adalah batuk berkepanjangan selama 2-3 minggu disertai dengan keluarnya sekret.
Desain yang digunakan pada penyusunan laporan tugas akhir ini menggunakan pendekatan studi kasus eksplanatori yang dilakukan pada 1 partisipan, penelitian dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 05 Juni sampai 06 Juni 2024 di Ruang Tulip.
Intervensi latihan batuk efektif pada penderita TB Paru dengan masalah bersihan jalan napas tidak efektif diantaranya identifikasi kemampuan batuk, monitor adanya retensi sputum, monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas, menjelaskan tujuan prosedur, mengatur posisi semi fowler atau fowler, pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien, menganjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir dibulatkan selama 8 detik, menganjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali, menganjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ketiga.
Latihan batuk efektif didapatkan kriteria hasil setelah dilakukan intervensi kepada pasien dalam 1 hari selama tiga kali didapatkan hasil pasien mampu batuk, sputum berkurang, suara napas tambahan ronchi berkurang, frekuensi napas membaik 20x/menit, pola napas membaik, SPO2 98%. Intervensi terapi latihan batuk efektif ini sangat berpengaruh pada paien TB Paru dengan bersihan jalan napas tidak efektif, dan sudah terbukti menurunkan sputum yang berlebih dan menurunkan frekuensi napas pada pasien TB paru.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi bagi penulis selanjutnya sehingga dapat meningkatkan keperawatan pada pasien TB Paru.