Identifikasi Mundu (Garcinia dulcis (Roxb.) Kurz) Asal Pacitan, Bogor, Malang Koleksi Kebun Raya Purwodadi dengan Metode DNA Barcoding
Abstract
Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversitas yang memiliki
kontribusi besar terhadap keanekaragaman tumbuhan di dunia. Jurnal Pusat Konservasi
Tumbuhan Kebun Raya-LIPI menyebutkan terdapat sekitar 226 jenis tanaman berbuah
asli Indonesia dan sekitar 184 jenis masih tumbuh liar di hutan. Jumlah tanaman
berbuah yang belum dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat masih tergolong
tinggi dan akan mengalami kepunahan apabila tidak dilakukan konservasi. Di masa
sekarang, Indonesia merupakan negara yang menjadi prioritas dalam konservasi
tanaman global karena tingkat kepunahan yang tinggi. Konservasi tanaman buah lokal
perlu dilakukan dengan semakin mendominasi buah impor di pasaran.
Kebun Raya Indonesia melakukan konservasi secara ex situ tumbuhan di
Indonesia dalam upaya melestarikan plasma nutfah dan memanfaatkan secara
berkelanjutan. KRP memiliki tiga nomor koleksi G. dulcis asal Pulau Jawa dengan
morfologi yang serupa pada beberapa bagian biji, bunga, buah, dan tipe tajuk.
Penyebab terjadinya perbedaan tersebut dapat diketahui dengaan karakterisasi
morfologi dan didukung dengan analisis molekuler. Metode yang digunakan dalam
identifikasi molekuler ekstraksi DNA genom tanaman adalah Bufer Cetyl Trimethyl
Ammonium Bromide (CTAB). Marka molekuler yang digunakan untuk
mengidentifikasi spesies tumbuhan adalah Internal Trascribed Spacer 2 (ITS2).
Berdasarkan karakterisasi bagian bunga, G. dulcis Bogor kemungkinan besar
dalam satu spesies dengan G. dulcis, sedangkan G. dulcis Pacitan berada dalam satu
spesies dengan G. xanthochymus. G. dulcis Bogor dan Malang memiliki karakter daun
yang sama dengan spesies G. dulcis, sedangkan G. dulcis Pacitan memiliki karakter
tulang daun yang tidak menonjol seperti G.xanthochymus. Karakterisasi secara anatomi
tidak ada perbedaan nyata antar ketiga G. dulcis. Hasil analisa barcoding menunjukkan
ketiga G. dulcis berkerabat dekat dengan G. subelliptica dan G. xanthochymus.
Identifikasi spesies dengan mengkarakterisasi morfologi diperlukan data
tambahan sebagai informasi pelengkap seperti warna daun muda (flush), keberadaan
scale pada daun, morfologi bunga, buah, dan tangkai bunga dan buah. Penggunaan
primer yang lain seperti ITS1 dapat digunakan untuk menambahkan informasi dalam
pengidentifikasi ketiga G. dulcis.