Skrining Fitokimia dan Potensi Daya Hambat Ekstrak Kulit Batang Sukun (Artocarpus altilis) terhadap Mycobacterium tuberculosis H37RV
Abstract
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Indonesia dikenal memiliki prevalensi TB yang tinggi, saat ini menduduki peringkat kedua dunia untuk jumlah penderita TB. Dalam pengobatannya, obat antituberkulosis (OAT) memiliki efek samping mulai dari ringan hingga efek samping berat. Efek samping OAT dapat berakibat pada ketidakpatuhan terapi bahkan dapat berakibat putus berobat. Oleh karena itu, muncul alternatif terapi dari bahan alam. Salah satu tanaman yang belum dieksplorasi optimal adalah tanaman sukun
(Artocarpus altilis). Dalam penelitian ini dilakukan uji skrining fitokimia dan uji aktivitas antituberkulosis ekstrak dan fraksi kulit batang sukun secara in vitro terhadap Mycobacterium tuberculosis H37RV dengan metode resazurin dan kolorimetri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol, fraksi DCM, dan fraksi etil asetat kulit batang sukun mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin. Hasil pengujian antituberkulosis menunjukkan nilai IC50 sampel ekstrak metanol kulit batang sukun sebesar 2602,27 ppm, fraksi n-heksana 5149,37 ppm, fraksi DCM 266,77 ppm, dan fraksi etil asetat 480,53 ppm. Hal tersebut menunjukkan bahwa fraksi DCM kulit batang sukun memiliki nilai IC50 terendah sehingga aktivitasnya sebagai agen antituberkulosis dinilai paling baik diantara sampel uji yang lain dan termasuk nilai IC50 kategori sangat lemah.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1575]