Aspek Psikologi Humanistik pada Novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari
Abstract
Manusia sebagai makhluk hidup dituntut untuk memenuhi kebutuhannya
karena memiliki akal. Kebutuhan manusia muncul dalam dirinya secara maksimal
untuk mencapai kesejahteraan. Manusia dalam mencapai kesejahteraan tidak akan
berjalan dengan lancar tidak akan sama dengan apa yang mereka harapkan.
Perjalanannya dalam meraih kesejahteraan pasti akan menemui sebuah halangan dan
halangan tersebut akan menciptakan sifat dan kepribadian manusia, sebagai manusia
yang memiliki akal dan akan terus mengalami parkembangan. Ilmu Psikologi
Humanistik mempelajari tentang sifat dan kepribadian, tentang bagaimana manusia
bertransisi kepribadian dalam usahanya mencapai kesejahteraan untuk memenuhi
kebutuhannya.
Novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari merupakan novel yang relevan
dikaji dengan psikologi humanistik karena sisi kemanusiaan yang dipaparkan
pengarang, konflik konflik yang terjadi menunjukkan bagaimana perjuangan seseorang
dalam mencapai real self mengalami banyak hambatan. Novel Bekisar Merah bercerita
tentang seseorang dihadapkan dengan pilihan yang menyudutkan dirinya dari
lingkungan hidupnya, kebingungan tokoh tersebut akan berdampak pada pencapaian
real-self-nya. Novel Bekisar Merah diceritakan dengan bahasa yang ringan sehingga
mudah dipahami. Pada novel Bekisar Merah banyak pesan pesan tersirat yang
disampaikan oleh pengarang.
Bekisar Merah mengisahkan tentang perjalanan hidup penuh tantangan seorang
perempuan bernama Lasi. Lasi tinggal di desa kecil bernama Karangsaga dan memiliki
suami bernama Darsa, yang bekerja sebagai penyidap nira. Biasanya, Darsa selalu
pulang tepat waktu setiap hari namun pada suatu hari, ia tidak pulang seperti biasanya.
Hal tersebut membuat Lasi cemas dan khawatir. Tak lama kemudian, sekelompok
orang datang membawa seseorang yang ternyata adalah Darsa. Lasi sangat terkejut dan
histeris karena ia tidak memiliki uang untuk biaya pengobatan suaminya. Lasi menjadi
panik dan meminta pertolongan dari warga sekitar. Beruntung, Eyang Mus
memberikan saran kepada Lasi agar segera membawa suaminya ke rumah sakit.
Setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit, ternyata penyakit Darsa tidak kunjung
sembuh. Dokter menyarankan agar Darsa menjalani operasi karena ia masih
mengalami masalah inkontinensia dan kelemahan seksual. Lasi tidak memiliki uang
untuk biaya operasi tersebut, akhirnya ia memutuskan untuk pulang dan mencari
alternatif pengobatan yang lebih murah, yaitu mengunjungi dukun bernama Bunek.
Setelah Darsa diobati oleh dukun Bunek, kondisinya membaik sebagai bentuk balas
budi kepada Bunek, Darsa diminta untuk berhubungan dengan Sipah, anak cacat dan
picang dari Bunek, untuk membuktikan kejantanan Darsa. Sayangnya, hasilnya Sipah
hamil dan Bunek menuntut agar Darsa menikahi Sipah. Kejadian tersebut membuat
Lasi semakin tak tahan tinggal di desa kecil tersebut, dan diam-diam ia memutuskan
untuk pergi ke Jakarta. Lasi naik truk yang dikemudikan oleh Pardi, tetangganya,
menuju Jakarta. Di sana, Lasi dititipkan di warung makan langganan Pardi yang
dimiliki oleh Bu Koneng. Bu Koneng memaksa Lasi untuk tinggal dan bekerja sebagai
pelayan di warungnya. Pada suatu hari, Bu Lanting, yang sering memanfaatkan wanita
cantik untuk diperistrikan oleh pejabat kaya, melihat kecantikan Lasi. Bu Lanting
kemudian memberikan pakaian mewah kepada Lasi. Setelah menerima hadiah
tersebut, Lasi diajak Bu Lanting berkeliling ibu kota, dan Lasi hanya menuruti setiap
permintaan dan tawaran yang diberikan oleh Bu Lanting. Suatu hari, Bu Lanting
memperkenalkan Lasi kepada seorang penguasa kaya bernama Handarbeni. Di sisi
lain, Bu Lanting berharap Lasi bersedia menjadi istri Handarbeni. Akhirnya, Lasi
menjadi nyonya Handarbeni dan hidupnya tidak lagi kekurangan, segala kebutuhannya
tercukupi. Lasi hidup seperti Bekisar Merah, burung cantik yang menjadi hiasan rumah
orang kaya namun kebahagiaan Lasi tidak berlangsung lama. Lasi merasa kecewa
ketika mengetahui bahwa Handarbeni mengalami impotensi. Kekecewaan Lasi semakin bertambah ketika Handarbeni meminta Lasi mencari kepuasan dengan orang
lain.