Show simple item record

dc.contributor.authorAGATHA, Divanda Aurora Suryo
dc.date.accessioned2025-09-03T04:00:11Z
dc.date.available2025-09-03T04:00:11Z
dc.date.issued2023-07-31
dc.identifier.nim192010101061en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/128056
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 9 September 2025
dc.description.abstractGlaukoma merupakan penyebab kebutaan ketiga di dunia dan penyebab utama terjadinya kebutaan permanen. Survei Rapid Assessment of Avoidable Blindness yang dilakukan di 15 provinsi Indonesia pada tahun 2014-2016 menunjukkan Provinsi Jawa Timur memiliki tingkat kebutaan tertinggi di Indonesia yang banyak disebabkan oleh katarak dan glaukoma. Beberapa keadaan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya glaukoma adalah peningkatan tekanan bola mata dan ketidaknormalan tekanan darah seperti hipertensi. Hipertensi meningkatkan risiko terjadinya glaukoma dikarenakan berhubungan erat dengan peningkatan tekanan bola mata yang dapat merusak saraf penglihatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan kejadian glaukoma. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional yang dilakukan pada bulan September 2022-Juni 2023. Penelitian menggunakan data sekunder berupa rekam medik dan bertempat di rekam medik Rumah Sakit Jember Klinik. Teknik pengambilan sampling menggunakan purposive sampling. Besar sampel dihitung menggunakan rumus Lemeshow. Pada penelitian ini dilakukan analisis univariat untuk mengetahui karakteristik subjek penelitian dan analisis bivariat menggunakan coefficient contingency dan odds ratio untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 89 subjek penelitian yang terdiri dari 48 kelompok glaukoma dan 41 kelompok non-glaukoma. Mayoritas kelompok glaukoma berusia 51-55 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan memiliki tekanan darah di kelompok hipertensi tingkat 1. Analisis bivariat menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara hipertensi dengan kejadian glaukoma (p-value=0,643). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara hipertensi dengan kejadian glaukoma. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor risiko lain yang dapat menyebabkan glaukoma dan mempertimbangkan menggunakan desain penelitian kohort.en_US
dc.description.sponsorshipDr. dr. Nugraha Wahyu C., Sp.M dr. Ika Rahmawati Sutejo, M.Biotech.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectGLAUKOMAen_US
dc.subjectHIPERTENSIen_US
dc.subjectTEKANAN DARAHen_US
dc.subjectORGAN MATAen_US
dc.titleHubungan Hipertensi dengan Kejadian Glaukomaen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Dokteren_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. dr. Nugraha Wahyu C., Sp.Men_US
dc.identifier.pembimbing2dr. Ika Rahmawati Sutejo, M.Biotech.en_US
dc.identifier.validatorValidasi_firli_1_september_25en_US
dc.identifier.finalizationDenis_Taufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record