Uji Toksisitas Akut Protein Rekombinan DBL2beta-PFEMP1 sebagai Kandidat Vaksin Malaria
Abstract
Malaria adalah penyakit infeksi disebabkan oleh Plasmodium spp. Patogenesis malaria berat dimediasi oleh suatu protein yang disebut P. falciparum erythrocyte membrane protein 1 (PfEMP1), suatu protein kompleks yang mempunyai domain Duffy binding-like (DBL: α, β, γ, δ, ε, χ) dan domain cysteine-rich interdomain region (CIDR: α, β, γ, δ). Domain DBLβ2 mampu berikatan dengan reseptor ICAM-1, dimana ikatan ini bertanggung jawab terhadap pathogenesis malaria berat, menjadikannya sebagai kandidat vaksin malaria. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa domain DBLβ2-PfEMP1 mampu menginduksi respons imun humoral dan seluler pada tikus Wistar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keamanan protein rekombinan DBLβ2-PfEMP1 sebagai kandidat vaksin malaria. Tikus Wistar jantan dan betina pada kelompok perlakuan diinjeksi dengan 5 kali dosis efektif protein rekombinan, yaitu 750 µg, sedangkan kelompok kontrol menerima NaCl 0,9%. Pemeriksaan kadar IL-6 dan TNF-α serum dilakukan pada hari ke-5, 7, dan 14, dan berat serta gejala-gejala toksisitas dan kematian dievaluasi setiap hari sampai hari ke-14. Tidak ada hewan coba yang mengalami penurunan berat badan dan gejala-gejala toksik seperti tremor, piloreksi, aktivitas motorik, mata merah, diare, dan kejang. Satu hewan coba dari kelompok perlakuan mati pada hari ke-6. Analisis data menggunakan Anova test kadar IL-6 dan TNF-α menunjukkan p>0,05 artinya tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan. Dapat disimpulkan bahwa protein rekombinan DBLβ2-PfEMP1 tidak menimbulkan peningkatan IL-6 dan TNF-α sehingga aman digunakan sebagai kandidat vaksin malaria.
Collections
- MT-Biotechnology [10]