Seleksi Primer Untuk Analisis Keseragaman Genetik Kakao (Theobroma cacao L.) Melalui Penanda Molekuler RAPD
Abstract
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) merupakan salah
satu lembaga penelitian Indonesia yang mendapatkan mandat dalam
pengembangan komoditas kopi dan kakao di Indonesia. Salah satu kegiatan
penelitian di Puslitkoka adalah memprodukdi bibit kakao melalui kultur jaringan
dalam memperoleh bibit-bibit dengan sifat unggul. Tanaman kakao dilakukan
perbanyakan melalui metode embriogenesis somatik yaitu pembentukan embrio
tanpa adanya fusi gamet. Ketidakmurnian genetik atau salah pelabelan menjadi
tantangan bagi pemulia tanaman. Klon unggul kakao harus dijaga kemurnian
genetiknya agar homogenesitas genetik terjaga. Identifikasi keseragaman antara
tanaman kakao induk dan anakan yaitu hasil embriogenesis somatik perlu
dilakukan. Penggunaan marka molekuler dapat menganalisis variasi genetik, salah
satu marka molekuler yang umum digunakan adalah Random Amplification
Polymorphic DNA (RAPD).
Marka molekuler RAPD merupakan primer dengan panjang sekuen berkisar
10 sampai dengan 20 basa nukleotida dengan sekuen DNA yang diamplifikasi
secara acak. Keunggulan RAPD yaitu relatif murah, sampel DNA yang
dibutuhkan sedikit (0,5-5 ng), teknik yang digunakan cepat, menghasilkan banyak
pita dan menyediakan karakteristik fingerprints tanpa informasi genetik. RAPD
dapat digunakan untuk analisis mengetahui keragaman genetik, hubungan
kekerabatan dan mendeteksi pohon induk. Oleh karena itu, pada penelitian ini
dilakukan analisis keseragaman genetik antara pohon induk dengan bibit kakao
hasil embriogenesis somatik dengan menggunakan dua primer yaitu GY169 dan
GY107. Identifikasi molekuler dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu isolasi
DNA genom menggunakan Kit, kuantifikasi DNA genom menggunakan
spektrofotometer, amplifikasi DNA menggunakan dua primer RAPD dan analisis
skoring data untuk menunjukkan persentase polimorfisme pita DNA yang
terbentuk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel tanaman kakao baik induk dan
anakan dari 3 macam klon yaitu ICCRI 07, ICCRI 03 dan Sulawesi 03 memiliki
keseragaman genetik yang sama dengan melihat pola band yang terbentuk. Primer
GY169 klon ICCRI 07 induk dan anakan ditemukan monomorfisme di ukuran
370 bp, 700 bp, 1040 bp dan 1200 bp, klon ICCRI 03 induk dan anakan
ditemukan monomorfisme di ukuran 1017 bp, sedangkan klon Sulawesi 03 induk
dan anakan ditemukan monomorfisme di ukuran 370 bp. Primer GY107 klon
ICCRI 07 induk dan anakan ditemukan monomorfis di ukuran 345 bp, 794 bp,
1087 bp dan 1235 bp, klon ICCRI 03 induk dan anakan ditemukan monomorfisme
di ukuran 365 bp, 794 bp dan 915 bp, sedangkan klon Sulawesi 03 induk dan
anakan ditemukan monomorfisme di ukuran 345 bp, 794 bp, 1119 bp dan 1330
bp. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian sesuai hipotesis yaitu T. cacao
pohon induk dan anakan hasil embriogenesis somatik memilki keseragaman
genetik yang sama menggunakan dua primer RAPD. Persentase pita polimorfisme
yang didapatkan >65% dari semua klon dengan rataan 89,16%. Primer GY169
dan GY107 yang memiliki panjang sekuen secara berurutan yaitu 21 dan 18 basa
nukleotida dapat menghasilkan band jelas, terang dan polymorphisme pada semua
sampel genom kakao.