Penerapan Metode Convolutional Neural Network untuk Klasifkasi Penyakit pada Daun Tembakau
Abstract
Tumbuhan tembakau merupakan salah satu komoditas unggulan dalam
sektor perkebunan di Indonesia. Beberapa waktu terakhir, hasil panen tembakau di
Indonesia turun yang disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah
serangan penyakit yang mengakibatkan turunnya kualitas daun tembakau. Petani
umumnya mengidentifikasi penyakit tanaman berdasarkan gejala yang muncul
pada daun tumbuhan tetapi teknik ini kurang efektif jika terjadi kesalahan
diagnosis menyebabkan penanganan yang tidak tepat sehingga kondisi tanaman
semakin memburuk. Oleh karena itu diperlukan pemanfaatan teknologi untuk
meningkatkan keakuratan dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasikan
penyakit yang menyerang daun tembakau. Penelitian ini menerapkan metode
Convolutional Neural Network (CNN) yang dikenal efektif untuk klasifikasi data
citra dengan akurasi yang cukup tinggi. Penelitian ini menggunakan 280 data
gambar daun tembakau pada setiap kelas, meliputi kelas penyakit bercak daun,
keriting daun, lanas, mozaik daun dan kelas daun tembakau yang sehat. Penelitian
ini dilakukan dengan augmentasi data, kemudian perancangan arsitektur CNN
meliputi 4 convolution layer, dropout layer dan 2 fully connected layer.
Pengoptimalan arsitektur dan model dilakukan dengan mengubah parameter
arsitektur CNN, serta melakukan hyperparameter pada batch size, learning rate
dan jumlah epoch. Penelitian yang dilakukan menghasilkan model terbaik dengan
filter size 3 × 3 pada convolution layer keempat, parameter dropout sebesar 0,5
dengan dense layer sebanyak 256. Arsitektur tersebut menggunakan batch size
64, dengan optimizer Adam dan learning rate 0,001 serta epoch sebanyak 55
sehingga menghasilkan model dengan accuracy pelatihan sebesar 93,30% dan
accuracy validasi sebesar 92,09% serta akurasi pada pengujian sebesar 92,86%.
Model yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat mengklasifikasikan seluruh
kelas penyakit daun tembakau serta kelas daun tembakau yang sehat. Performa
model dapat ditunjukkan melalui evaluasi model dengan nilai parameter berupa
precision, recall, dan F1-Score yang cukup baik meskipun terdapat perbedaan
nilai karena jumlah TP dan TN dari masing-masing kelas yang berbeda.