Keterkaitan Karakteristik Demografi dengan Kesejahteraan Spiritualitas Keluarga Pasien Kanker dengan Kemoterapi di RS TK III Baladhika Husada Jember
Abstract
Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia,
dengan jumlah kasus terus meningkat setiap tahunnya. Perawatan pasien kanker,
terutama bagi keluarga yang mendampingi selama proses kemoterapi, memberikan
tantangan fisik, psikologis, dan spiritual yang signifikan. Kesejahteraan spiritualitas
menjadi aspek penting yang memengaruhi kemampuan keluarga dalam
menghadapi tekanan ini. Faktor-faktor demografis seperti usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, hubungan dengan pasien, dan lama merawat, diduga memiliki
kaitan dengan kesejahteraan spiritualitas keluarga pasien kanker.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik
demografi dan kesejahteraan spiritualitas keluarga pasien kanker yang menjalani
kemoterapi di RS TK.III Baladhika Husada Jember. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian
ini adalah consecutive sampling dan menggunakan Gpower untuk menghitung
besaran sampel penelitian yang diperoleh sebanyak 67 sampel. Data dikumpulkan
melalui kuesioner demografi dan Spiritual Well-Being Scale (SWBS).
Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, hubungan dengan pasien dan lama merawat pasien. Pada tabel
distribusi responden menunjukkan frekuensi paling banyak yakni kelompok usia
19-59 tahun sebanyak 64 orang (95, 5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keluarga pasien kanker lebih banyak berjenis kelamin perempuan sebanyak 42
orang (62,7%). Pada tabel menunjukkan tingkat pendidikan keluarga pasien yang
paling banyak yakni SMA sebanyak (32,8%). Pada tabel juga menunjukkan bahwa
hubungan dengan pasien yang paling banyak adalah anak sebanyak 44 orang
(65,7%). Sedangkan lama merawat pasien yang menjalani kemoterapi pada pasien kanker mempunyai nilai median sebesar 12.00 (SD = 22,271) dengan nilai minimal
lama merawat yakni 4 bulan dan maksimal 96 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia memiliki perbedaan signifikan
dengan kesejahteraan spiritualitas (p = 0,023), di mana kelompok lansia (≥60 tahun)
memiliki tingkat kesejahteraan spiritualitas lebih tinggi dibandingkan kelompok
dewasa (19–59 tahun). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
jenis kelamin dengan kesejahteraan spiritual (p=0,032), dimana perempuan
memiliki tingkat kesejahteraan spiritual yang lebih rendah dibandingkan dengan
laki-laki. Namun, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada variabel tingkat
pendidikan, hubungan dengan pasien, dan lama perawatan terhadap kesejahteraan
spiritual. Temuan ini mengindikasikan bahwa usia menjadi faktor utama yang
memengaruhi perbedaan tingkat kesejahteraan spiritualitas, yang kemungkinan
besar dipengaruhi oleh pengalaman hidup dan prioritas spiritualitas pada kelompok
lansia. Selain itu, adanya perbedaan jenis kelamin yang mempengaruhi
kesejahteraan spiritualitas. Perempuan cenderung lebih peka dibandingkan laki-laki
serta adanya peran normatif sosial yang melekat pada perempuan yang
mengharuskan untuk melakukan perawatan pada keluarga yang sakit. Sehingga,
kualitas hidup perempuan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki.
Kesimpulannya, pada hasil penelitian ini menegaskan pentingnya
mempertimbangkan faktor karakteristik demografi dalam merancang intervensi
untuk meningkatkan kesejahteraan spiritualitas keluarga pasien kanker. Dengan
memahami aspek demografi yang relevan, diharapkan pendekatan holistik yang
mencakup dimensi spiritual dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien dan keluarga. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk mengeksplorasi
variabel lain yang mungkin berkontribusi pada kesejahteraan spiritualitas keluarga
pasien kanker.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1674]