Gambaran Pengetahuan dan Praktik Pelayanan Antibiotik Tanpa Resep di Apotek Kabupaten Lumajang dengan Metode Kuesioner
Abstract
Pemberian antibiotik tanpa resep merupakan suatu bentuk penyalahgunaan
antibiotik yang menyebabkan antibiotik digunakan secara tidak rasional.
Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menimbulkan permasalahan
resistensi antibiotik. Pengetahuan petugas apotek mengenai antibiotik dapat
berdampak pada praktik pelayanan antibiotik yang tepat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi pengetahuan petugas apotek tentang antibiotik, resistensi
antibiotik, dan praktik pelayanan antibiotik tanpa resep, serta mengidentifikasi
faktor-faktor yang memengaruhi pelayanan antibiotik tanpa resep di apotek
Kabupaten Lumajang.
Penelitian ini merupakan survei cross sectional yang dilakukan di
Kabupaten Lumajang dengan menggunakan kuesioner. Pengambilan data
dilakukan di 22 apotek Kabupaten Lumajang yang mencakup Kecamatan
Lumajang, Kecamatan Sukodono, dan Kecamatan Tekung. Pengumpulan data
berlangsung antara Bulan Mei hingga Bulan Juli 2024 dengan jumlah sampel 44
responden yaitu petugas apotek yang bekerja di apotek tempat pengambilan data.
Data peneltian yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa apotek yang diteliti lebih banyak
dimiliki oleh PSA non apoteker dengan jumlah 12 (54,55%) apotek. Tingkat
pengetahuan petugas apotek tergolong baik dengan rincian 100% apoteker,
93,33% asisten apoteker, dan 85,71% staf lain. Mayoritas 90,91% responden
menyatakan tidak pernah melakukan pelayanan antibiotik tanpa resep sedangkan
sebagian kecil 9,09% responden menyatakan pernah melayani antibiotik tanpa
resep. Sebanyak 6,81% responden yang pernah melayani antibiotik tanpa resep
menyatakan bahwa amoksisilin adalah antibiotik yang paling sering diberikan
tanpa resep. Seluruh responden 9,09% yang pernah melayani anibiotik tanpa resep
menyatakan telah melakukan praktik penggalian informasi pasien. Jenis informasi yang paling banyak ditanyakan kepada pasien adalah gejala, lama gejala, dan obat
yang pernah digunakan sebelumnya. Seluruh responden 9,09% yang pernah
melayani anibiotik tanpa resep juga menyatakan telah melakukan praktik
pemberian KIE kepada pasien. Jenis informasi obat yang paling sering diberikan
kepada pasien adalah lama penggunaan obat dan cara minum obat. Dari 9,09%
responden yang pernah melayani antibiotik tanpa resep mengungkapkan faktor
yang memengaruhi praktik tersebut adalah merasa pasien memang membutuhkan
antibiotik berdasarkan gejala yang dirasakan. Sedangkan 90,91% responden yang
tidak pernah melayani antibiotik tanpa resep menyatakan alasan menolak
pelayanan karena mengetahui risiko resistensi antibiotik.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1553]