Dinamika Kesenian Boneka Katthok Bondowoso Tahun 1982-2020
Abstract
Secara objektif penelitian ini dilakukan karena masyarakat Bondwoso
sudah mulai melupakan kesenian ini, sehingga peneliti tertarik untuk mengulas
kembali tentang Boneka Katthok agar masarakat Bondowoso mengetahui bahwa
kita mempunyai kesenian yang beragam, salah satunya adalah Boneka Katthok
yang pernah menjadi primadona kesenian Bondowoso. Secara subjektif penelitian
ini dilakukan karena kedekatan emosional peeliti dengan topik yang diteliti.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah perkembangan awal
kesenian Boneka Katthok 1947-1982 dan Dinamika Keseanian Boneka Katthok
tahun 1982-2020. Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengkaji dan
menganalisis perkembangan awal kesenian Boneka Katthok Bondowoso tahun
1947-1982 dan dinamika kesenian boneka katthok tahun 1982-2020 Langkahlangkah penelitian yang dilakukan terdiri 5 langkah yaitu: (1) Pemilihan topik,
peneliti menentukan topik penelitian berdasarkan pada kedekatan emosional
(subjektif) dan kedekatan intelektual (objektif), (2) Pengumpulan sumber,
pengumpulan sumber dilakukan dengan melakukan observasi dan wawancara
kepada pemilik Boneka Katthok, Pencarian arsip dokumen melalui youtube, berita
online dan koran terbitan tahun 2000-an dan sumber-sumber lain yang relevan
dengan penelitian, (3) Verifikasi, dalam tahap ini peneliti melakukan kritik intern
dan ekstern untuk memperoleh sumber sumber yang benar dan sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan, (4) Interpretasi, tahap ini peneliti mengumpulkan
fakta-fakta yang telah didapatkan tersebut kemudian dirangkaikan dan
dihubungkan menjadi satu kesatuan yang harmonis dan logis, (5) Penulisan.
Hasil penelitian ini adalah; (1) Kesenian Boneka Katthok muncul bukan
dilatar belakangi oleh hal-hal yang berkaitan dengan cikal bakal budaya yakni
bersifat animism dan dinamisme, dan bukan juga dilatar belakangi oleh motivasi nilai-nilai agamis maupun penggunaannya dalam aplikasi religius. Tidak seperti
kesenian wayang yang lain dimana munculnya dilatar belakangi sebagai bentuk
menarik masyarakat untuk bergabung ke dalam agama. Namun kesenian Boneka
Katthok murni muncul hanya karena dorongan kreativitas dari seseorang yang
ingin menciptakan kesenian dan hiburan kepada masyarakat karena vakumnya
kesenian induknya yakni kesenian Ludruk; (2) Boneka Katthok merupakan
pengembangan dari kesenian Ludruk yang sudah vakum atau bangkrut. Pada
perkembangan awal Boneka Katthok mengalami jatuh bangun dalam
perkembangannya dimulai pertama tampil sejak tahun 1947 kesenian ini
mengalami kemajuan yang pesat.pada tahun 1965 Kesenian ini mengalami masa
vakum, yang kemudian ditampilkan kembali pada tahun 1967. Tahun 1982 Bapak
Karyadi resmi menjadi dalang. Pada tahun 1993 Kesenian ini mulai mengalami
goyah, dari masalah internal sampai eksternal yang menyebabkan kesenian ini
mulai mengalami penurunan. Pada tahun 2014 Bapak Ramidin meninggal hingga
akhirnya kesenian ini bergantung kepada Bapak Karyadi selaku dalang, Bapak
Karyadi berusaha untuk mencari penerus dari kesenian ini. Dalam prosesnya
banyak hal yang harus diperhatikan. Pada tahun 2020 Pihak keluarga memutuskan
untuk tidak melanjutkan kesenian ini dan lebih memilih untuk menyimpan alat
serta Boneka tersebut untuk mengenang Almarhum Bapak Ramidin.
Kesimpulannya adalah kesenian Boneka Katthok Mengalami naik turun
dalam perkembangannya. Pada tahun 1967 Boneka Katthok mengalami masa
kejayaannya, hingga tahun 1982 Bapak Karyadi menjadi dalang yang membantu
dalam pelestarian serta promosi kesenian ini. Hingga pada tahun 1993 Kesenian
ini sudah mulai mengurangi dalam hal penampilan sampai pada tahun 2010 mulai
sepi penggemar dikarenakan rata-rata orang sudah mempunyai Televisi pribadi
hingga tontonan juga ikut berubah. Pada tahun 2020 Boneka Katthok tidak
diaktifkan kembali karena pegiat seninya sudah tidak ada.