Hubungan Tekanan Darah Intradialisis dengan Tingkat Kelelahan pada Pasien yang Menjalani Terapi Hemodialisis di RSD dr.Soebandi Jember
Abstract
Penyakit gagal ginjal kronis (GGK) adalah penyakit yang ditandai oleh
kerusakan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan ireversibel. Pasien GGK
dengan stadium terminal memerlukan penanganan khusus seperti hemodialisis
untuk menghindari komplikasi jangka panjang. Terapi hemodialisis merupakan
terapi yang aman dilakukan, namun juga dapat memberikan efek samping.
Kelelahan atau fatigue merupakan salah satu efek samping yang banyak dialami
oleh pasien hemodialisis. Fatigue yang dialami oleh pasien hemodialisis bisa
terjadi karena beberapa faktor salah satunya perubahan tekanan darah.
Tekanan darah didefinisikan sebagai gaya yang diberikan oleh darah terhadap
dinding arteri. Tekanan darah intradialisis merupakan tekanan darah yang diukur
selama proses hemodialisis. Kestabilan tekanan darah dipertahankan terutama
oleh mekanisme baroreseptor. Tekanan darah intradialisis dapat mengalami
perubahan baik peningkatan maupun penurunan. Hipotensi intradialisis terjadi
akibat adanya interaksi antara laju filtrasi, curah jantung, dan tonus arteriol.
Hipotensi intradialisis terjadi ketika laju isi ulang plasma dan aliran balik vena
gagal beradaptasi dengan penurunan volume cairan yang terlalu cepat. Kondisi
hipertensi intradialisis digambarkan dengan keadaan peningkatan tekanan darah
sistolik ≥10 mmHg selama proses hemodialisis. faktor risiko yang berperan dalam
peningkatan tekanan darah intradialisis antara lain kadar natrium selama dialisis,
hipervolemia, peningkatan aktivitas saraf simpatis, aktivitas renin angiotensin
aldosterone system RAAS, disfungsi endotel, penghentian pemberian obat
tekanan darah selama dialisis, perubahan rute pemberian obat eritropoiesis, dan
peningkatan endotelin-1 menjadi oksida nitrat.
Kelelahan atau fatigue merupakan suatu kondisi penurunan kapasitas energi
dalam melakukan aktivitas fisik dan mental pada tingkatan lazim. Penyebab
kelelahan pada pasien yang menjalani hemodialisis belum dapat diketahui dengan
jelas, namun pada umunya kelelahan berhubungan dengan gangguan sistem energi
tubuh. Kurangnya aktivitas fisik berhubungan dan proses terapi hemodialisis
dimungkinkan menjadi salah faktor kelelahan pada pasien hemodialisis
Penelitian ini dilaksanakan di ruang hemodialisis RSD dr. Soebandi Jember.
Teknik sampling penelitian menggunakan non probability sampling yaitu purposive sampling. Aplikasi G*power digunakan untuk menghitung besar
sampel yang kemudian ditambahkan 10% drop-out sehingga didapatkan sebanyak
102 sampel. Data primer didapatkan langsung dari responden melalui lembar
kuesioner, dan observasi tekanan darah (TD) sedangkan data sekunder didapatkan
dari rekam medis pasien. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner
FACIT-Fatigue (version 4) untuk mengukur tingkat kelelahan. Kuesioner FACITFatigue) terdiri dari 13 item pertanyaan dengan skala likert dari 0 hingga 4, di
mana poin 0 menunjukkan tidak sama sekali dan poin 4 menunjukkan sangat
banyak. Setelah itu dilakukan metode analisis univariat untuk melihat data
karakteristik dan tingkat kelelahan responden. Metode analisis bivariat dilakukan
dengan uji spearman untuk mengetahui hubungan tekanan darah intradialisis
dengan tingkat kelelahan pada pasien hemodialisis.
Hasil penelitian distribusi karakteristik responden didapatkan bahwa
berdasarkan usia menunjukkan nilai tengah usia responden adalah 50 tahun,.
Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan 60 responden (58.8%) berjenis kelamin
perempuan. Berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan 41 responden (40.2%)
memiliki tingkat pendidikan SD. Berdasarkan pekerjaan menunjukkan sebagian
besar menjadi ibu rumah tangga yaitu 47 responden (46.1%). Berdasarkan lama
menjalani HD menunjukkan bahwa sebagian besar responden 66 (64.7%) telah
menjalani HD ≥ 1 tahun. Berdasarkan riwayat penyakit 39 reponden (38.2%)
menderita hipertensi. Hasil penelitian mengenai tekanan darah intradialisis
didapatkan hasil rata-rata TD sistolik dari jam ke-1 sampai ke-4 adalah 169.59
mmHg. Hasil penelitian tingkat kelelahan menunjukkan hasil 68 (66.7%)
responden mengalami kelelahan berat. Hasil analisis bivariat didapatkan nilai p =
0.000 (p < 0.05); r = -0.698 maka Ha diterima yang berarti terdapat hubungan
kuat dengan arah berlawanan antara tekanan darah intradialisis dengan tingkat
kelelahan pada pasien yang menjalani hemodialisis di RSD dr. Soebandi Jember.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pasien yang menjalani HD rata-rata
berjenis kelamin perempuan, nilai tengah usia 50 tahun dengan usia termuda 20
tahun dan tertua 70 tahun, pendidikan terakhir SD, bekerja sebagai ibu rumah
tangga, lama menjalani HD ≥ 1 tahun, dengan riwayat penyakit hipertensi.
pengukuran tekanan darah intradialisis rata-rata tekanan darah sistolik selama 4
jam durasi terapi adalah 169.59 mmHg dengan kecenderungan peningkatan
tekanan darah sistolik setiap jam. tingkat kelelahan pada pasien yang menjalani
terapi hemodialisis sebagian besar mengalami tingkat kelelahan berat. Terdapat
hubungan kuat antara tekanan darah intradialisis dengan tingkat kelelahan dimana
semakin tinggi tekanan darah maka skor kelelahan semakinkecil yang berarti
kelelhan semakin berat.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1647]